Cerita Joko Anwar Dipaksa Nonton Film G30S/PKI: Bikin Trauma

TEMPO | 22 September 2017 | 06:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sutradara Joko Anwar mengaku sempat  trauma saat pertama kali menonton film Pengkhianatan G30S / PKI.  Ia mengalami hal tersebut saat masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.

“Trauma karena dibawa dari sekolah, semua murid harus nonton. Padahal banyak adegan kekerasannya,” ujar Joko Anwar saat dihubungi  Tempo.

Banyaknya adegan kekerasan dalam film Pengkhianatan tersebut, menurut Joko memberikan efek negatif bagi murid-murid di sekolahnya. “Kayaknya banyak yang somplak gara-gara nonton itu waktu kecil,” ujar Joko Anwar.

Menurut dia konten film yang berisi banyak adegan kekerasan yang begitu realistis tentu bisa saja membuat otak anak-anak yang menonton terganggu.

Setelah beranjak dewasa, pria berusia 41 tahun itu mengaku menonton film Pengkhianatan G30S/PKI beberapa kali. “Sebagai film, film Pengkhianatan G30S / PKI film yang sangat kuat. Atmosfer yang dibangun lewat pengadegan, musik, sangat kental. Tapi kalau soal isinya, ya mungkin harus ditelaah lagi,” ujar Joko Anwar.

Joko berharap, film yang dibuat pada  1984 tersebut  tidak  ditayangkan di televisi. “ Kan ini penuh adegan kekerasan. Kan kasian anak-anak di bawah umur,” tuturnya. Selain di televisi, menurutnya  tidak masalah film ini diputar kembali. “ Ya silakan. Ini kan negara demokrasi. Masak film dilarang diputer.”

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan dalam siaran pers Istana Kepresidenan untuk membuat kembali film Pengkhianatan G30S/PKI. “Lebih baik kalau ada versi yang paling baru. Agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial,” kata Jokowi.

Menanggapi hal tersebut, Joko Anwar tidak memberikan jawaban yang pasti apakah dia akan menggarap film Pengkhianatan G30S / PKI tersebut bila diberi kesempatan."Kayaknya hidup gue udah ribet deh. Hahaha,” ujarnya.

Menurut pria kelahiran Medan tersebut, akan sulit bagi sutradara untuk membuat film seperti ini. “Kalau untuk meluruskan sejarah ya sulit, selagi masih ada pihak-pihak yang sengaja mempertahan isu komunis untuk senjata politik mereka,” kata Joko Anwar.

 

 

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO