Jessica Mila Merasa Berdosa Makan Cake dan Mangga, Ini Alasannya

Panditio Rayendra | 2 Agustus 2019 | 17:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Demi menghidupkan karakter Rara di film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan, Jessica Mila menaikkan berat badan 9 kilogram. Awalnya Jessica Mila berpikir menaikkan bobot itu gampang. Tinggal melahap makanan apa saja, habis perkara.

Ternyata, menaikkan berat badan itu ada pakem-pakemnya. Ada masa otot yang mesti dinaikkan agar nanti jika Jessica Mila ingin kurus, lebih mudah dan tetap sehat. Ada takaran karbohidrat, protein, dan lemak yang mesti dijaga agar meski gemuk, tubuh tetap sehat dalam pandangan medis.

“Saya pikir menaikkan berat badan itu gampang. Dulu saya takut gemuk karena makan apa saja badan mudah gemuk. Makan kue keik saja merasa berdosa, makan mangga pun takut karena saya tahu itu buah berkalori tinggi. Saat menjalani program menaikkan berat badan barulah saya berpikir oh ternyata enggak bisa asal-asalan,” beber Jessica Mila di Jakarta, belum lama ini. Kabarnya, karena harus menaikkan bobot, Jessica Mila mendapat honor lebih tinggi dari biasanya, benarkah? Mendengar pertanyaan ini, Jessica Mila tersenyum.

“Honor penginnya lebih tinggi ya tapi, kan ini urusan manajemen. Jujur saya sangat suka dengan naskahnya,” elak bintang film Mata Batin. Setelah berat badan naik 9 kilogram, Jessica Mila jadi malas berfoto atau melakukan swafoto. “Saat selfie misalnya, setelah melihat hasilnya saya bilang kepada diri sendiri, ‘Biasanya saya enggak begini.’ Makanya saya siasati dengan pakai baju hitam biar terlihat kurus dan ternyata berhasil,” sambung artis kelahiran Aceh, 3 Agustus 1992 ini.

Banyak yang bilang meski berat badan melonjak, Jessica Mila tidak terlihat gemuk. Jessica Mila merespons, “Saya gemuknya merata, yang tampak paling menonjol bagian perut dan lengan. Orang-orang di sekitar saya bertanya apalagi sih yang bikin kamu enggak aman. Yang namanya perempuan ada saja hal yang bikin kita insecure dan kepikiran. Itu sebenarnya salah. Ada beberapa hal yang harus bisa kita terima apa adanya misalnya warna kulit. Harusnya kita terima dan syukuri. Tapi karena adanya standar kecantikan dari pihak tertentu, kita merasa tidak putih, tidak kurus, dan sebagainya.”

(ray / ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait