Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan, dari Kumuh Menjadi Bening

TEMPO | 14 September 2018 | 19:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sungai Cheonggyecheon di Seoul, ibu kota Korea Selatan tengah jadi perbincangan setelah muncul wacana membenahi sungai Ciliwung di Jakarta dan Saluran Kalimalang di Bekasi, Jawa Barat agar bisa sebagus Sungai Cheonggyecheon. Sungai Cheonggyecheon salah satu sungai terbaik yang menjadi lokasi tujuan para wisatawan ke Seoul karena bersih dan tertata dengan rapi.

Saat meninjau Sungai Cheonggyecheon dalam kunjungan kerjanya ke Korea Selatan pada Selasa, 11 September 2018, Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya itu. "Kalau di Jakarta ada Ciliwung bisa jadi bersih seperti ini, wow, dan itu bisa,” kata Jokowi, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet. 

Gubernur baru Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyampaikan lewat cuitan di twitter, Rabu, 12 September 2018 terkait Sungai Cheonggyecheon . "Warga Kota Bekasi tercinta, minggu depan sudah dimulai desain dan perencanaan revitalisasi Kalimalang. Semoga bisa sekeren Sungai Cheyonggyecheon di Seoul," tulis Ridwan Kamil.

Sungai Cheonggyecheon yang membentang sepanjang 8,4 kilometer sebelumnya hanyalah pusat kawasan kumuh di jantung kota Seoul. Lalu pada tahun 1970, seiring dengan masa industrialisasi di Korea Selatan, jalan layang pun dibangun di atasnya sehingga praktis menutupi seluruh daerah sungai yang kumuh.

Baru pada 2003, Wali Kota Seoul saat itu, Lee Myung-bak, memulai program restorasi Sungai Cheonggyecheon dengan cara menghilangkan jalan layang yang telah berdiri kokoh di atas sungai selama puluhan tahun. Keputusan Lee ini saat itu sangat kontroversial. "Banyak insinyur yang memperingatkan menghilangkan jalan justru akan menimbulkan bencana kemacetan di dalam kota," kata Kim Youngmin, asisten profesor di Departemen Arsitektur Lanskap, University of Seoul, seperti dikutip dari The Guardian. Namun, pembangunan tetap dilanjutkan karena dalam satu survei oleh pemerintah Kota Seoul, hampir 79 persen warga setuju dengan program restorasi ini.

Pemerintah Kota Seoul lalu membangun belasan rute Bus Rapid Transit seperti bus Transjakarta di Kota Jakarta, untuk mengatasi bencana kemacetan. Dikutip dari preservenet.com, laman resmi lembaga kajian Preservation Institute, California, Amerika Serikat, rute bus ini dibuat untuk mengganti 120 ribu mobil yang setiap hari melintas di jalan yang ada di atas Sungai Cheonggyecheon.

Setelah proses restorasi selesai, sungai Cheonggyecheon akhirnya dibuka untuk publik pada tahun 2005. Air sungai mengalir bersih dan permukaan yang tidak terlalu dalam. Sedangkan di bantaran sungai, di bangun jalur pedestrian yang dilengkapi tumbuhan dan pepohonan hijau.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait