Video Potong Bebek Angsa, Kader PSI Laporkan Fadli Zon ke Polisi

TEMPO | 25 September 2018 | 20:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kader Partai Solidaritas Indonesia Rian Ernest mendatangi kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 25 September 2018 untuk melaporkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon terkait unggahan video 'Potong Bebek Angsa PKI'.

"Lirik dalam video itu menurut saya berpotensi membuat keresahan, menaikkan tensi di masyarakat, membuat keonaran, dan menciptakan rasa tidak percaya kepada pemerintah," kata Rian.

Rian membawa screen capture cuitan Fadli Zon serta rekaman video yang diunggah. Namun saat keluar, Rian tak menunjukkan bukti nomor laporan tanda diterimanya laporan. Ia membantah laporannya ditolak Bareskrim. Menurutnya, dia harus berkoordinasi dulu dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri terkait adanya unsur pidana dalam materi laporan yang ia sertakan. "Jadi laporan masih proses, belum selesai. Kita juga tidak ingin gegabah. Jadi kita tidak mau buru-buru buat laporan buat keren-kerenan, kita mau serius, kita mau buat efek jera buat elite politik supaya tidak pecah belah bangsa," katanya.

Rian mengaku sudah berkomunikasi dengan Fadli Zon dan meminta agar menghapus unggahan mengenai unggahan lagu tersebut. Namun, katanya, Fadli Zon menolak. Rian menilai lirik lagu itu mengandung unsur kampanye hitam dan hoax. "Jadi kalau sebenernya Bung Fadli Zon mengatakan bahwa ini kreativitas, saya akan katakan kembali, Bung Fadli Zon, kreativitas ada batasnya, semua hal di dunia ini ada batasnya," kata Rian.

Rian menganggap unggahan Fadli Zon bisa mengganggu stabilitas politik. Apa yang dilakukan Fadli Zon, ujarnya, merupakan upaya memecah belah bangsa. "Praktik politik tidak pantas seperti ini kami rasa inilah saatnya kami berikan efek jera, tentu melalui mekanisme hukum yang berlaku. Makanya kami melaporkan Saudara Fadli Zon," katanya.

Fadli Zon mengunggah video 'Potong Bebek Angsa PKI' di twitter. Dalam video itu tiga pria dan enam perempuan tampak berjoget diiringi lagu yang berisi sindiran politik. Lagu 'Potong Bebek Angsa' itu diubah liriknya menjadi sarat politik jelang pilpres 2019. Secara keseluruhan, lagu memuat lirik berisi sindiran kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Fadli Zon tak lama kemudian mengklarifikasi unggahan video tersebut bukan buatannya. Klarifikasi itu ia sampaikan melalui akun twitter pribadinya pada 23 September lalu. "Video yang saya posting itu bukan saya yang membuat. Saya lihat itu kreativitas masyarakat. Lagipula ini negara demokrasi. Kreativitas tersebut masih ada di koridor demokrasi. Demokrasi kita mengajarkan suatu kebebasan selama tidak memfitnah orang lain," demikian kicauan Fadli Zon.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait