Petinggi Go-Jek yang Posting Soal LGBT Diberi Sanksi Tegas

TEMPO | 18 Oktober 2018 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Vice President Corporate Communication Go-Jek Michael Say mengatakan pihaknya telah memberikan sanksi tegas kepada salah satu karyawannya, Brata Santoso. Sanksi tersebut diberikan terkait pernyataannya bahwa Go-Jek terbuka akan perbedaan, salah satunya adalah terhadap kelompok Lesbian, Gays, Biseks, dan Transgender atau disebut LGBT.

"Kami sudah memberikan sanksi dan teguran keras kepada karyawan yang mem-posting dan kami juga wajibkan dia untuk ikut kegiatan sosial agar lebih peka," kata Michael saat ditemui Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (18/10). 

Sebelumnya, media sosial diramaikan dengan tagar #Uninstall Go-Jek lantaran postingan Brata Santoso di laman Facebooknya. Brata yang menjabat sebagai Vice President Go-Jek menyampaikan di status Facebook-nya dalam bahasa Inggris pada pekan lalu, bahwa ia mengaku sangat senang dan terhormat menyampaikan kampanye internal Go-Jek yang menerima perbedaan dengan menerapkan kebijakan nondiskriminasi.

"Go-Jek is taking diversity and inclusion matter to the next level by the adoption of non-discrimination policy towards the underrepresented group ie LGCT despite of being and Indonesian company," seperti dikutip dari status Facebook-nya. 

Lebih lanjut Michael mengatakan karyawan tersebut telah melanggar salah satu kebijakan terkait sosial media guideline. "Sebenarnya dia tidak bisa menggunakan nama perusahaan untuk kepentingan pribadi," ujarnya. 

Namun ketika Tempo berusaha mencari postingan tersebut di laman Facebook hari ini tak terlihat akun dengan nama Brata Santoso. Tapi di gambar postingan itu tersebar luas dalam pencarian di Internet.

Foto screenshoot dari postingan Brata itu yang kemudian mendorong tak sedikit netizen menyerukan untuk menghapus aplikasi Go-Jek dari ponsel. Netizen yang tak setuju dengan LGBT lantas menyerukan gerakan #UninstallGojek sebagai bentuk penolakan.

Namun banyak juga netizen yang tidak mempermasalahkan sikap manajemen Go-Jek tersebut dan bahkan mempertanyakan sikap netizen lainnya yang hanya ikut-ikutan dengan anti LGBT. Netizen yang ikut-ikutan menghapus aplikasi itu malah dituding tak memperhatikan dampak jika gerakan itu benar-benar dilakukan terhadap nasib pengemudi ojek.

Michael juga menyebutkan pernyataan yang tersebar di media sosial tersebut merupakan interpretasi dari salah satu karyawan Go-Jek tersebut. Ia menjelaskan Go-Jek tidak mendukung suatu golongan dan tidak juga menolak suatu golongan tertentu. "Yang kami dukung adalah kesetaraan," ujarnya. 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait