Tangis Prilly Latuconsina untuk Audrey, Menghubungi UNICEF Indonesia 

Wayan Diananto | 20 April 2019 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pekan lalu, jagat maya digegerkan kasus pengeroyokan yang menimpa siswi SMA dari Kalimantan Barat bernama Audrey (14).

Pengeroyokan terjadi pada 29 Maret 2019. Audrey mengalami kekerasan fisik yakni ditendang, dipukuli, diseret, lalu kepalanya dibenturkan ke jalanan beraspal. Perundungan yang dipicu urusan asmara ini membuat Audrey trauma berat.

Tragedi ini viral dan sempat menjadi topik trendi nomor 1 di Twitter. Sejumlah seleb menyuarakan keadilan untuk Audrey dari megabintang Bollywood Kareena Kapoor hingga Prilly Latuconsina (22).

Prilly menonton potongan video para pelaku usai menganiaya Audrey di medsos. “Saya menangis di mobil melihat video mereka dengan santainya melakukan pose dengan fitur boomerang di Instagram. Saya mempertanyakan urat malu mereka. Saya marah mengapa mereka masih sempat melakukan boomerang saat proses hukum bergulir,” ujar Prilly tak habis pikir. 

Aktris kelahiran 15 Oktober ini menduga, empati telah hilang dari hati para pelaku. Usai menonton dan membaca beberapa artikel tentang Audrey, Prilly menghubungi UNICEF Indonesia, Ia menanyakan tanggapan pihak UNICEF terkait kasus ini dan apa yang bisa dilakukannya untuk menolong Audrey. Prilly yang mengampanyekan antiperundungan bersama UNICEF sejak tahun lalu mengimbau berbagai pihak tidak emosional menanggapi kasus ini.

“Kita mesti mendengarkan perspektif dari penegak hukum, keluarga korban, Komnas Perlindungan Anak, dan kajian undang-undang yang berlaku. Saya sudah mengantongi nomor kontak keluarga Audrey. Saya akan menghubungi mereka dan memastikan Audrey tak merasa sendiri. Saya mendorong pemerintah menegakkan sistem peradilan anak,” Prilly mengimbau.

Dalam hitungan hari, kasus Audrey menggelinding bagai bola salju. Berbagai usulan muncul salah satunya, membuka jalan damai bagi korban dan para pelaku. Bintang sinetron Ganteng-ganteng Serigala tidak setuju. Menurutnya, jika pintu damai dibuka lalu kasus ini dianggap selesai, akan membuat anak-anak lain berpikir perundungan hal sepele.

“Nanti anak-anak lain akan berpikir, ‘Santai saja merundung orang lain, paling nanti gue dimaafkan dan dilepaskan. Kan, gue masih kecil.’ Saya 100 persen tidak setuju dan akan turut memperjuangkan kasus ini sampai tuntas. Kalau damai yang dimaksud para pelaku dipertemukan dengan Audrey agar minta maaf lalu konsekuensi hukum tetap diterapkan, saya setuju. Selain itu para pelaku harus tetap melanjutkan pendidikan dengan pengawalan psikolog,” imbuh dia.

(wyn / gur)
 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait