Minta Tak Diperpanjang, SBY Telah Memaafkan Ucapan Prabowo

TEMPO | 4 Juni 2019 | 20:00 WIB

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menyampaikan pesan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY terkait ucapan calon presiden 02 Prabowo Subianto seusai melayat Ani Yudhoyono, Senin (3/6)  kemarin. Menurut Jansen, SBY meminta agar ucapan Prabowo yang mengungkap pilihan politik Ani  tak diperpanjang dan diributkan.

"Semalam di Cikeas selesai tahlilan Pak SBY menyampaikan arahan kepada kami, soal pernyataan Pak Prabowo ini jangan lagi diperpanjang apalagi terus diributkan di luar," kata Jansen melalui keterangan tertulis, Selasa, 4 Juni 2019.

TABLOIDBINTANG.COM - Jansen menuturkan, mereka menganggap bisa saja pernyataan Prabowo itu memang keseleo lidah dan tak sengaja mengungkapkan hal itu. Dia mengakui awalnya SBY dan keluarga besar amat tak nyaman dengan ucapan Prabowo yang menyebut bahwa Ani memilih dirinya di pemilihan presiden 2014 dan 2019 itu.

Jansen menyinggung prinsip pemilihan umum yang bersifat rahasia. Jadi, kata dia, tak elok dan tidak tepat pilihan itu diungkapkan kepada publik, entah dengan tujuan dan motif apa pun.

"Belum lagi pertemuan kemarin itu kan bukan dalam suasana forum pertemuan politik, tapi dalam suasana dukacita dan belasungkawa," kata dia.

Dalam suasana itu, menurut dia, semua pihak harusnya menahan diri dan menjauhkan komentarnya dari hal-hal yang sifatnya politik, apalagi politik praktis. Jansen mengatakan, ribuan tokoh yang datang melayat selama tiga hari belakangan, baik ke Cikeas maupun saat pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, juga tak ada yang bicara ihwal politik.

"Karena dalam suasana duka ini kita sudah bicara soal kemanusiaan bukan lagi soal-soal politik dan kepentingan," ucapnya.

Jansen menyambung, jika ditelisik ke belakang selama tiga bulan lebih Ani dirawat di National University Hospital, Singapura, para pembesuk juga tak bicara politik kendati di tengah suasana pemilu. Kata dia, mereka murni datang untuk menjenguk dan mendoakan agar Ani lekas sembuh.

Kendati merasa tak nyaman, Jansen berujar SBY dan keluarga besarnya sudah memaafkan ucapan Prabowo. Dia juga meminta kepada media agar tak memperpanjang  persoalan ini lagi, sebab SBY masih berduka.

"Karena ini di bulan Ramadhan dan tanggal 5 besok kita sudah merayakan Idul Fitri, Pak SBY dan keluarga besar menyampaikan telah memaafkan pernyataan Pak Prabowo yang tidak pada tempatnya ini," ucap Jansen. "Terkait tepat tidaknya pernyataan Pak Prabowo itu biarlah publik yang menilai."

Sebelumnya, pada Prabowo melayat ke rumah SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Prabowo awalnya menyampaika belasungkawa atas wafatnya Ani Yudhoyono. Ia juga meminta maaf ke SBY lantaran baru bisa melayat dan sempat membatalkan rencana menjenguk Ani yang kedua kalinya di Singapura.

Di akhir pernyataannya, mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengatakan merasa dekat dengan Ani Yudhoyono. Terlebih ia mendapat informasi bahwa Ani mendukungnya di Pemilihan Presiden 2014 dan 2019. Setelah itu, Prabowo bergegas pergi meninggalkan rumah SBY.

Setelah Prabowo pergi, SBY menghampiri wartawan dan menyatakan keberatannya dengan perkataan calon presiden yang diusungnya itu.

"Itu statement Pak Prabowo, itu politik, tentang Bu Ani, please tidak perlu disampaikan. Hari-hari ini penuh ujian bagi saya, Ibu Ani. Jangan dikaitkan dengan politik, itu tidak tepat dan tidak elok," kata SBY, Senin (3/6).

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait