Bisakah Jimat Penglaris Membuat Makanan Tak Enak dan Mahal Laku?

Redaksi | 27 Juni 2020 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kalau ada cara instan untuk sukses, kenapa repot-repot memakai cara biasa? Semua orang yang berdagang pasti ingin dagangannya laku dan untung banyak. Sejak dulu hingga kini, jimat penglaris menjadi godaan yang sulit dihindari. Apalagi kalau sudah cukup lama membuka restoran dan melakukan segala upaya, sementara pengunjung sepi-sepi saja. Tapi kalau penglaris memang bisa bekerja efektif, pasti tak ada restoran yang bangkrut. Nyatanya, menurut banyak survei, dibanding yang sukses lebih banyak restoran baru yang merugi.

Penglaris dengan segala bentuknya sepertinya sudah ada sejak berdagang menjadi mata pencaharian banyak orang. Di zaman internet penglaris bahkan banyak ditawarkan dengan kalimat-kalimat yang terdengar aneh. Bentuknya bisa berupa benda yang harus dipajang di tempat jualan, mantra yang dituliskan dan harus disimpan, macam-macam. Atau kalau mau lebih serius bisa dengan mendatangi tempat tertentu untuk melakukan ritual. Penglaris ada di hampir semua tempat dengan segala macam bentuk dan kepercayaan yang menyertai.

Begitu umumnya praktek penglaris, banyak tempat makan yang ramai pengunjung sering jadi korban isu penglaris. Bahkan restoran yang menyajikan makanan enak dengan harga terjangkau ditambah penjual yang ramah dan lokasi strategis, sering jadi korban fitnah. Ada semacam pengetahuan, yang juga sudah begitu umum, yang konon bisa dipakai membedakan restoran pakai penglaris dan yang tidak. Salah satunya, makanan tak lagi enak setelah dibawa pulang. Tapi bukankah makanan apapun kalau sudah dingin, ya pasti kurang enak?

Memakai penglaris dengan mendatangi tempat tertentu untuk melakukan ritual, atau memajang benda-benda aneh pemberian orang pintar, rasanya masih bisa ditolerir. Kita sebagai pembeli tak dirugikan. Soal dosa toh itu bukan urusan kita sebagai pembeli. Tapi memakai penglaris dengan meludahi mangkok untuk menyajikan hidangan seperti yang beberapa hari ini viral, jelas ini kejahatan serius. Sama jahatnya dengan pedagang yang memakai bahan berbahaya demi untung besar.

Semua pedagang ingin jualannyu laku dan untung. Tapi bila itu dilakukan dengan membahayakan dan tak menghormati konsumen, sama saja menggali kubur sendiri. Sesama pedagang, yang berjualan dengan jujur ikut jadi korban. Tak hanya pedagang jahat, para dukun yg menjanjikan penglaris dengan cara membahayakan konsumen juga harus ditangkap.

Tapi bisakah jimat penglaris membuat restoran yang makanannya tidak enak, harga mahal, pelayanan buruk, ditambah lokasi yang sulit, tetap laris manis? Dalam pemasaran modern, ada faktor yang membantu sukses berdagang, seperti produk, lokasi, harga, promosi, dan banyak lagi. Mengerahkan seribu dukun dan seribu jimat penglaris, akan sia-sia kalau logika dalam berdagang diabaikan. Bahwa setelah melakukan semua itu dan masih merasa perlu ke dukun minta penglaris, anggap saja untuk menambah kepercayaan diri. Tak hanya penjual, pembeli juga ingin untung. Membuat semua pembeli Anda untung, inilah jimat penglaris paling manjur. 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait