Jokowi Optimis 2 Minggu Lagi Harga Minyak Goreng Curah Rp14.000 per Liter

Redaksi | 23 Mei 2022 | 19:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Presiden Jokowi kembali menegaskan saat ini dunia, termasuk Indonesia, dihadapkan pada kemungkinan kenaikan harga pangan dan energi yang signifikan. "Yang pertama, energi, energi ini berarti BBM, gas, listrik semuanya naik, semua negara. Kedua, pangan, naik semuanya," ujar Jokowi saat meresmikan Pembukaan Rapat Kerja Nasional V Projo Tahun 2022 di Kabupaten Magelang, pada Sabtu, 21 Mei 2022.

Pemerintah terus berupaya agar tidak terjadi lonjakan kenaikan harga di kedua sektor itu. Jokowi lalu memberikan contoh kebijakan yang ditempuh pemerintah agar tidak terjadi kenaikan harga minyak goreng.

Jokowi menjelaskan sejak Januari 2022 telah terjadi kenaikan harga minyak goreng yang disebabkan adanya kenaikan harga internasional. "Karena harga minyak goreng terutama di Eropa, di Amerika naiknya tinggi, harga di dalam negeri ketarik (naik harganya)," ucap Presiden.

Produsen minyak goreng di dalam negeri lebih memilih mengekspor dibandingkan memasok di dalam negeri sehingga terjadi kenaikan harga minyak di dalam negeri karena kelangkaan stok.

Presiden mengakui telah memutuskan beberapa kebijakan untuk mengatasi persoalan tersebut. "Akhirnya saya setop, setop minyak goreng enggak boleh ekspor. Tapi itu juga kebijakan yang tidak mudah," kata Jokowi. Setelah ekspor minyak goreng disetop, harga tandan sawit jatuh, dan ini terkait dengan 17 juta orang tenaga kerja, baik petani maupun pekerja.

"Negara ini mencari keseimbangan seperti itu tidak mudah, jangan dipikir gampang, tidak mudah. Begitu juga selain urusan petani, urusan pekerja di sawit, juga urusan income negara," kata Presiden.

Presiden Jokowi optimistis dalam dua pekan ke depan harga minyak goreng di pasaran sudah sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. "Kuncinya sudah ketemu, ini dalam seminggu, dua minggu, insyaAllah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14.000 (per liter)," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga bersyukur dengan harga beras yang relatif stabil dan stok beras yang mencukupi. Dalam tiga tahun terakhir, tambah Presiden, nilai impor beras yang dilakukan oleh pemerintah sangat kecil. "Biasanya kita impor 1,1 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah tiga tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan. Syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya produktivitas petani itu harus ditingkatkan," kata Jokowi.

Sumber: presidenri.go.id

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait