Tragedi Kanjuruhan, Presiden Jokowi Minta TGIPF Bisa Ungkap Tuntas Kurang dari Sebulan

Redaksi | 5 Oktober 2022 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan diminta bisa mengungkapkan secara tuntas tragedi tersebut dalam waktu kurang dari sebulan. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md selepas melapor kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2022.

"Saya baru saja melapor kepada Presiden terkait kerusuhan di Kanjuruhan. Pertama, tim pencari fakta diminta segera bekerja, kalau bisa tidak sampai satu bulan sudah bisa menyimpulkan. Masalah besarnya sebenarnya sudah diketahui, tinggal detailnya itu bisa dikerjakan mungkin tidak sampai satu bulan," ungkap Mahfud yang juga Ketua TGIPF.

Mahfud melanjutkan, Presiden Jokowi akan mengeluarkan Surat Keputusan Presiden pada hari ini. Keppres ini akan menjadi naungan bagi tim dari berbagai institusi yang bekerja menginvestigasi kejadian di Stadion Kanjuruhan.
"Misalnya Menpora punya tim, PSSI punya tim, Irwasum punya tim, itu bagus untuk menyelidiki agar terang lalu nanti dikoordinasikan dengan kami di sini, di Kemenko Polhukam. Jadi ini yang dibentuk oleh Presiden," imbuhnya.

Mahfud mengatakan tim yang dipimpinnya akan berupaya memenuhi target yang diberikan Presiden. Tim akan segera terjun ke lapangan untuk menginvestigasi dan mengungkapkan berbagai hal, mulai dari siapa yang memberi komando, hingga pertanyaan mengenai jadwal pertandingan yang tetap dilakukan di malam hari.

"Presiden minta jangan sampai sebulan, ya nanti kita olah. Kan kita harus menemui, melihat lapangan, menemui siapa yang menyaksikan, siapa yang memberi komando, jaringannya dengan siapa kok bisa jadwal pertandingan yang diusulkan sore kok tetap berubah malam. Itu kan ada jaringan-jaringan, jaringan bisnis, periklanan, dan sebagainya. Nanti kita lihat," jelasnya.

Mahfud memastikan bahwa TGIPF akan langsung bekerja dengan menggelar rapat nanti malam. Tim akan memetakan dan mengidentifikasi masalah, lalu akan berbagi tugas hingga mendapatkan kesimpulan. "Ketika bagi tugas itu bisa memanggil orang, bisa mendatangi tempat karena itu kan banyak pihak. Ada yang harus ke FIFA, ada yang harus ke Polri, ada yang harus ke desa, ada yang harus ke lapangan, dan sebagainya. Ada yang mempelajari peraturan perundangan-undangannya," tandasnya.

Sumber: presidenri.go.id.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait