Ketika Cinta Terhalang Perbedaan Keyakinan, Apa yang Harus Dilakukan?

aura.co.id | 26 Maret 2020 | 05:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Katanya cinta tak mengenal perbedaan. Namun nyatanya perbedaan keyakinan seringkali menjadi  kendala di tengah dua orang yang saling mencintai. Ketika cinta terhalang perbedaan agama, apa yang sebaiknya kita lakukan?

Haruskah tetap melangkah dengan perbedaan dan segala risiko yang ada atau terpaksa menyudahinya?

Situasi ini bisa terjadi pada siapa saja. Termasuk Anda dan pasangan. Di kalangan seleb, sebut saja pasangan artis Ari Sihasale - Nia Zulkarnaen, Rio Febrian - Sabria Kono atau Dimas Anggara - Nadine Chandrawinata, menjalani hubungan beda agama. 

Meski mereka menikah dengan keyakinan masing-masing dan berjalan baik-baik saja hingga hari ini, beberapa orang tetap menganggap jalinan kasih antara dua orang yang berbeda agama berisiko. 

Psikolog dari International Wellbeing Center, Jakarta, Tiara Puspita, M.Psi mengatakan, pada dasarnya hubungan lintas agama memang lebih rumit. Dua insan yang akan menjalani hubungan berbeda keyakinan harus mengerti benar konsekuensi yang akan dihadapi, seperti soal perbedaan nilai, kebudayaan, kemungkinan pertentangan dari lingkungan terdekat, sampai isu soal perpindahan agama. Ini bisa menjadi tarik ulur yang panjang. 

“Kita perlu memahami dan mendiskusikan soal konsekuensi hubungan yang akan dijalani bahkan sebelum memulai hubungan. Tujuannya, untuk saling memahami arah dan ekspektasi dari kedua belah pihak, terkait perbedaan yang ada. Diskusikan secara terbuka mengenai ekspektasi, nilai, kebudayaan yang kalian anut agar satu sama lain lebih mengerti dan memahami. Diskusikan pula bagaimana kalian akan menghadapi reaksi keluarga,” terang Tiara.

Selain berdiskusi dengan pasangan, diskusikan juga dengan lingkungan terdekat dan keluarga. Gunanya adalah agar Anda dan pasangan mampu menemukan solusi terbaik, jika memang ingin melanjutkan hubungan hingga ke jenjang pernikahan.  

Memang tidak mudah dan besar kemungkinan terjadi pertentangan dari berbagai pihak. Tetapi Anda juga tidak bisa terus menerus menyembunyikan hubungan ini bukan? 

Jangan menghindari pembicaraan seputar perbedaan keyakinan dengan pasangan dan menunda-nunda mencari solusi. Seringkali kita suka berpikir, yang dijalani saat ini, kan masih masa pacaran. Belum tentu juga menikah dengan dia.

Nanti saja memikirkannya. Mau sampai kapan? Jangan berusaha lari dari kenyataan. Cepat atau lambat, perbedaan keyakinan tetap bisa menjadi masalah. 

“Lebih baik pahit di awal. Dalam hal ini, Anda harus memahami konsekuensi dan tuntutan keluarga, sehingga arah hubungan menjadi lebih jelas dan bermasa depan dibandingkan menjalani hubungan tanpa arah. Ini bisa menjadi bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu,” ujar Tiara.

Akan lebih baik dibicarakan sedini mungkin. Ada beberapa pilihan. Pertama,  salah satu mengalah dan mengikuti keyakinan pasangannya. Konsekuensinya, Anda bisa ditentang keluarga habis-habisan, bahkan dikucilkan. Maka pertimbangkan lagi matang-matang, apakah dia benar-benar pilihan Anda, hingga rela berkorban sedemikian besarnya?

Kedua, memilih tetap berhubungan dan berkomitmen menjalani pernikahan beda agama di masa depan. Jika ini pilihannya, maka Anda perlu mempertimbangkan lebih jauh bagaimana dengan keyakinan yang akan dianut anak-anak kelak? Pilihan ketiga, lebih baik mengakhiri hubungan sebelum beranjak lebih jauh.

“Setiap keputusan memiliki konsekuensinya. Mungkin lebih baik,  jika salah satu mengalah dan mengikuti keyakinan pasangannya. Namun hal ini juga perlu dipikirkan baik-baik, karena artinya kita harus siap melepas nilai yang selama ini diyakini dan menggantinya dengan nilai yang baru. Meski Anda dan pasangan  termasuk orang yang tidak religius, ini tetap  berat karena masalah keyakinan bergantung pada pribadi masing-masing, tak boleh ada paksaan dari pihak manapun,” tutup Tiara.

 

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait