Penerapan Prokes di Sinetron, Siapa Sebetulnya yang Keberatan?

Redaksi | 17 Maret 2021 | 15:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebelum diprotes karena siarang langsung lamaran Atta Halilintas-Aurel, KPI juga dikritik dan dianggap memberi perlakuan berbeda pada sinetron dibanding acara TV lain. KPI merespon dengan mengundang pihak-pihak terkait, termasuk satgas Covid-19. Akankah nanti KPI memberikan aturan sinetron harus menerapkan protokol kesehatan ketat, tak hanya di balik layar tapi juga di depan layar?

Selama ini stasiun TV dan rumah produksi sebetulnya sudah memberlakukan aturan ketat terkait protokol kesehatan dalam proses produksi. Wartawan yang akan meliput ke lokasi syuting Ikatan Cinta, misalnya, harus ada izin dan  menunjukkan hasil tes Swap. Di belakang layar, produksi sinetron sudah dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan. Tapi di depan layar memang belum. Tampilan sinetron sebelum atau setelah Covid-19 masih sama. 

Siapa sebetulnya yang paling keberatan sinetron menerapkan protokol kesehatan seperti acara talk show atau variety show di TV? Stasiun TV dan rumah produksi, para pemain, atau jangan-jangan malah penonton yang dikhawatirkan akan protes? Membayangkan semua pemain sinetron bermasker saat adegan di luar ruangan, mungkin ada yang takut penonton akan terganggu dan lama-lama berdampak pada penurunan rating. Mungkin iya, mungkin juga tidak.

Tapi demi keadilan, KPI harus menyatakan semua acara TV, apapun bentuknya, harus mengikuti protokol kesehatan. Masker/jaga jarak/cuci tangan sudah menjadi keseharian semua manusia di muka bumi saat ini. Tak ada alasan sinetron mendapat perlakukan berbeda. Pasti awalnya ada keberatan dengan berbagai alasan. Masker akan membuat ekspresi wajah pemain sinetron tak sepenuhnya bisa ditangkap kamera. Sedikit banyak ini akan berpengaruh pada keterlibatan emosi penonton. Tapi inilah tantangan membuat sinetron di era pandemi. Semua harus menyesuaikan diri, tak terkecuali produksi sinetron. 

Saat aturan ini diterapkan, percayalah para pelaku di industri sinetron akan menemukan cara menyesuaikan diri. Kekhawatiran prokes di sinetron akan memengaruhi rating, mungkin agak berlebihan. Justru akan terasa berlebihan kalau sinetron seolah tak terpengaruh pandemi Covid-19 saat semua orang merasakan dampaknya. Rumah produksi dan stasiun TV pasti tahu apa yang membuat sinetronnya disukai dan memuncaki perolehan rating.

Saat ini KPI telah menetapkan beberapa hal yang menjadi parameter kepatuhan program siaran dalam menjalankan protokol kesehatan, tapi sinetron terkesan mendapatkan perlakuan berbeda. Sinetron sebagai salah satu refleksi kehidupan, bisa jadi malah terasa asing karena yang ada di sinetron berbeda dengan kehidupan nyata kita hari-hari ini. Dan ini dampaknya lebih berbahaya dibanding menerapkan protokol kesehatan. 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait