Sutradara Awi Suryadi Membantah Asih Mengekor Valak

Wayan Diananto | 3 November 2018 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sutradara Awi Suryadi membantah Asih upaya mengulang sukses Danur memakai wajah Citra Kirana. Menurutnya, sekuel dan sempalan bukan hal tabu dalam industri film.

Hollywood punya Marvel Cinematic Universe, DC Cinematic Universe, dan yang terbaru, Conjuring Cinematic Universe.

Sekuel dan sempalan bukan pertanda produser sedang kehabisan ide bikin film melainkan, ada elemen film yang saking kuat dan menariknya, bisa berdiri sendiri. Itu sebabnya Valak dan boneka Annabelle dibuatkan kisah sendiri. Terbukti, keduanya disambut pasar.

“Kalau mau menoleh ke belakang, ada banyak film yang berpotensi memiliki semesta. Film-filmnya Quentin Tarantino, misalnya. Dari era Pulp Fiction, Kill Bill, sampai From Dusk Till Dawn, rokok yang dipakai para tokoh bermerek Red Apple. Banyak penggemar Quentin kemudian berpikir jangan-jangan mereka hidup di dunia yang sama cuma waktu belum mempertemukan mereka. Ya, kan?” ulas Awi yang debut lewat film Gue Kapok Jatuh Cinta.

Karenanya, Awi mengimbau penonton jangan buru-buru sinis kepada film sempalan atau sekuel. Produser MD Pictures, Manoj Punjabi, menyatakan film Asih dibuat bukan untuk mengikuti jejak sukses The Nun. Beberapa hari jelang perilisan Asih, muncul dugaan film ini adalah The Nun versi lokal. Asih, kata Manoj, dibuat berdasarkan buku Risa Saraswati.

“Materinya sudah ada sejak lama. Kalau mencermati fenomena Danur: I Can See Ghosts, Asih salah satu tokoh ikonis. Latar belakang Asih belum sepenuhnya jelas. Film ini dibuat untuk memberi gambaran yang jelas mengapa Asih tampak begitu kelam dan senang kepada anak kecil. Ini bukan akal-akalan untuk mengikuti The Nun yang sukses,” urai Manoj. 

Ia menambahkan ada banyak tokoh ikonis dalam semesta Danur. Kelima hantu kecil sahabat Risa misalnya, berpotensi dibuatkan film sendiri. Ada pula sosok Ivana yang mengerikan di Danur 2: Maddah. Danur bukan satu-satunya film yang memiliki semesta. Indonesia juga punya The Doll yang dibuatkan sekuel dan sempalan bertajuk Sabrina. 

“Bedanya, Danur dibuat berdasarkan novel. The Doll didasari cerita asli, tantangannya beda lagi,” Awi mengulas seraya menambahkan, “Awalnya, Asih dibuat dengan ekspektasi tidak terlalu tinggi. Kala itu saya berpikir dapat penonton sejuta atau 1,5 juta saja sudah bagus. Setelah syuting, saya dan Pak Manoj melihat hasil akhirnya. Ternyata kualitas Asih melebihi harapan. Sejak itu kami percaya film ini bisa melewati 1,5 juta penonton.”

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait