Ciputra Artpreneur Siap Tampilkan Pertunjukan Teater Kelas Dunia, I La Galigo

Christiya Dika Handayani | 23 Maret 2019 | 08:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Bekerjasama dengan Yayasan Bumi Purnati, Ciputra Artpreneur siap menampilkan pertunjukan teater kelas dunia 'I La Galigo'. Pertunjukan teater yang naskahnya diadaptasi dari Sureq Galigo ini akhirnya pulang kampung ke Indonesia, setelah hampir 20 tahun melanglang buana ke berbagai belahan dunia.

Pementasan ini terwujud setelah Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra Satrawinata, bertemu dengan Restu Imansari Kusumaningrum, yang merupakan produser independen yang menjadi direktur artistik I La Galigo.

Rina mengaku langsung tertarik untuk menggelar pementasan I La Gailigo setelah menyaksikan pementasannya di pembukaan Annual Meetings IMF-World Bank Group, 2018 lalu. Rina Ciputra mengatakan pementasan tersebut begitu megah dan modern. Ia pun langsung menanyakan keberadaan dari kostum-kostum pertunjukan tersebut yang sempat disimpan di Milan, Italia.

"Saya sempat nanya apa kostum ' I La Galigo' masih ada, masih komplit tapi di Milan katanya. Beberapa kali pembicaraan gimana kalau pentas di Jakarta lagi, teater saya sudah hampir rampung. Saya membutuhkan cerita yang menarik dan produksi kelas dunia," jelas Rina saat jumpa pers di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Kamis (21/3).

"Saya mengakui pertunjukan ini memang megah, kelas dunia, dan begitu banyak keahlian dari segi modern. Dengan didukung manajemen yang baik, digital yang baik, dan sistem yang baik, pertunjukan ini bisa sukses. Waktu saya bertemu lagi dengan Bu Restu, saya bilang ini harus dibawa ke Jakarta," sambungnya.

Senada dengan Rina, dalam kesempatan itu, Tanri Abeng juga menceritakan pengalamannya saat mengajak Wakil Presiden Jusuf untuk menyaksikan pementasan perdana I La Galigo di Singapura, 2003 silam. Tanri Abeng senang karena JK, begitu sapaannya, memberikan pujian untuk pertunjukan tersebut.

"Pak JK Ini kan paling susah diajak nonton dan ternyata dia mau. Setelah menonton, dia kan juga paling susah memuji. Tapi lalu dia bilang kalau I La Galigo ini hebat dan bagus sekali," tutur Tanri Abeng.

Dalam versi adaptasi yang ditulis oleh Rohda Grauer dan diarahkan sutradara Robert Wilson ini, Sureq Galigo menjadi dasar sebuah kisah yang menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, upacara pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan.

Sureq Galigo sendiri adalah wiracarita tentang mitos penciptaan suku Bugis yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno yang juga ditulis dengan huruf Bugis kuno.

Sebelumnya, teater I La Galigo ini dipentaskan perdana di Esplanade Theatres on the Bay (Singapura) pada 2003. Setelah menuai banyak pujian, pertunjukkan ini lalu dipentaskan di kota-kota besar seperti New York, Amsterdam, Barcelona, Rhone-France, Italia, Taipei, Melbourne, Milan, Makassar, tempat kisah itu berasal, hingga Bali.

Pertunjukan berdurasi 2 jam 15 menit ini akan digelar selama empat hari mulai dari 4 sampai 7 Juli 2019 mendatang. Tiket pertunjukan ini telah dijual sejak Kamis (21/3) melalui situs Ciputra Artpreneur dengan harga mulai dari Rp475 ribu hingga Rp1,85 juta.

(dika/ari)

Penulis : Christiya Dika Handayani
Editor: Christiya Dika Handayani
Berita Terkait