Hari Jazz Internasional, Belasan Musisi Manggung di Bekasi

Ari Kurniawan | 6 Mei 2019 | 06:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Memperingati Hari Jazz Internasional yang jatuh pada 30 April 2019, Eight Bars menggelar sarasehan musik jazz dengan melibatkan puluhan musisi dan penyanyi. Belasan band manggung di hari bersejarah tersebut, di hadapan para penikmat musik yang menjejali bagian muka dari dua panggung yang dihadirkan di Eight Bars.

Rumah Jazz Kemayoran, SAGATA, Hiperjoy, HIVA, Sabang 58, Nada Biru, Rio Moreno, 8Bars Band (Ilyas Dkk), Glen Daunas, serta Dewa Budjana Mahandini Band, manggung di atas Stage 1 milik Eight Bars. Sementara di Stage 2, hadir Humble Maker, Pandu Roro, dan Mat Blues.

Glen Dauna, salah seorang musisi jazz yang manggung bersama band Glen Daunas, mengaku cukup terkejut dengan antusiasme para penikmat musik jazz dari kawasan Bekasi. Musisi yang sudah akrab dengan panggung Jakarta International Java Jazz Festival ini mengakui perlunya rutinitas dalam urusan sosialisasi musik jazz di kawasan Bekasi.

"Tak kenal maka tak sayang. Memang musiknya tidak sepopuler genre-genre lainnya seperti pop atau bahkan dangdut. Tapi kini pun jazz perlahan sudah bisa memasyarakat dengan berbagai kemasan yang dimainkan melalui pop jazz atau latin jazz," katanya. "Jadi jazz bukan lagi musik yang berat," tambah pemain keyboard yang pada malam ini manggung bersama putranya, Rega Dauna.

Hari Jazz Internasional atau International Jazz Day diperingati setiap 30 April, pasca-penetapan resmi pada 2011 oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Hari jazz internasional dinilai telahmenjadi sarana pendidikan, memajukan perdamaian, kesatuan, dialog, dan kerja sama di antara masyarakat luas.

Sementara, musisi band Sabang 58, RB Agus Wijayanto mengapresiasi band-band yang manggung di sarasehan musik jazz ini. Menurutnya, kehadiran mereka mampu mematahkan stigma bahwa jazz hanya menyasar segmen pasar menengah ke atas alias mewah. "Masih banyak orang yang berpikir bahwa jazz adalah musik eksklusif, hanya ada di Jakarta, dan hadir di tempat-tempat yang mewah. Eight Bars ini mencoba memediasi bahwa jazz bukan seperti itu," jelasnya.

"Konsep familiar, homey, serta beragam pilihan makanan dengan harga yang terjangkau, para tamu bisa menikmati musik jazz dengan nyaman. Bahkan, mereka bisa ikut jam session bareng di sini," Agus, menambahkan.

Eight Bars, yang terletak di Grand Galaxy Park, Bekasi ini, merupakan kafe serta "rumah" dari musik dan soul food, ikut merayakan hari jazz internasional dengan kegiatan sarasehan musik jazz bersama para sahabat musikus jazz di Bekasi dan sekitarnya. 

(ari/ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait