Film NAWAL Akan Diputar Amnesty Internasional Indonesia

Tubagus Guritno | 27 Juni 2019 | 19:10 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah diputar perdana di Gedung Kemuning Gading, komplek Balai Kota Bogor, pada 26 Mei 2019, film pendek berjudul NAWAL kembali akan diputar untuk umum.

Pemutaran film yang dikemas dalam sebuah kegiatan bertajuk JASMERAH: LUPA LUKA LAMA ini akan diselenggarakan oleh Amnesty Internasional Indonesia melalui Amnesty Meaningful Movies, bekerja sama dengan Gerakan Pramuka Gugus Depan Jakarta Pusat 01.569 - 01.570 Universitas Bung Karno, Racana Ir.Soekarno – Fatmawati.

Acara yang terbuka untuk umum ini akan berlangsung Sabtu, 29 Juni 2019, mulai pukul 13.00 WIB, bertempat di Aula Dr. Ir. Soekarno, Kampus Universitas Bung Karno, Jl. Kimia No.20, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.

Amnesty Meaningful Movies  adalah salah satu grupaksi Amnesty International Indonesia yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat luas mengenai hak asasi manusia melalui film.

Melalui kegiatan ini Amnesty Meaningful Movies kembali ingin mengingatkan masyarakat Indonesia tentang luka masa lalu bangsa Indonesia. 

"Mengingatkan sejarah adalah usaha untuk meluruskan informasi, menciptakan suatu kontra-naratif agar masyarakat mulai mepertanyakan apa yang mereka percayai selama ini mungkin saja salah, dan agar masyarakat peduli dengan isu-isu kemanusiaan dibanding politik manipulasi yang tujuannya hanya untuk melanggengkan kekuasaan, atau menumpaskan musuh politiknya dan membunuh jiwa-jiwa tidak berdosa," seperti tertulis dalam Term Of Reference (TOR) kegiatan ini.

Film Nawal bercerita mengenai salah satu sisi kecil dari tragedi sepanjang 1997-1998 yang banyak sekali menorehkan luka di hati korban dan keluarga korban. 

"Seharusnya luka ini menjadi luka kita bersama, luka seluruh bangsa Indonesia, dosa kepada kemanusiaan yang harus kita tanggung bersama, dan terus kita ingat sebagai mawas diri dan pertimbangan di setiap langkah kita. Karena manusia bisa disebut manusia jika memiliki sifat yang disebut kemanusiaan,” ujar Sutradara film Nawal, Bayu Adityo Prabowo.

Nawal berasal dari kata "Lawan" dibaca terbalik, menyajikan sekelumit kehidupan seorang aktivis yang mengorbankan banyak hal, terutama keluarga dan bahkan nyawanya sendiri demi menegakkan keadilan. 

Berdurasi 18 menit, film Nawal berkisah tentang seorang mahasiswa bernama Maha yang diculik penguasa. Ibu dan adiknya selalu menunggu kepulangan Maha dan berharap tetap bisa sarapan kesukaannya bersama mereka.

Selain film Nawal, dalam kesempatan yang sama akan diputar terlebih dahulu sebuah novel grafis digital, berjudul Chinese Whispers, karya Rani Pramesti. Acara dilanjutkan dengan diskusi dan pembacaan puisi.

Penulis : Tubagus Guritno
Editor: Tubagus Guritno
Berita Terkait