Tumbuh Tanpa Kehadiran Orang Tua, Mat Buktikan Tetap Berprestasi Bersama Stinky

Vallesca Souisa | 28 Mei 2020 | 20:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Para penggemar Stinky baru-baru ini mungkin terenyuh mendengar single terbaru “Melepasmu”, rilis Februari lalu. Lagu ini sukses bikin mellow, dinyanyikan sosok vokalis yang masih muda, punya penghayatan mendalam, dan memiliki vokal berkarakter.  Dialah Mat Muhammad Ashfihan. Usianya masih 19 tahun. 

Suara emas pemuda asal Gorontalo ini tak sengaja didengar oleh Irwan Batara—salah satu personel Stinky—beberapa bulan lalu dan langsung membuatnya jatuh cinta. Mat digandeng langsung oleh grup musik legendaris ini, dipercayakan membawakan single terbaru mereka di tahun 2020. 

Enggak hanya punya suara yang enak didengar, Mat juga punya segudang talenta, yang terus diasah untuk membanggakan orang tuanya yang sudah bercerai. Ia menguasai piano, gitar, fotografi, dan diam-diam sudah mengantungi karya film pendek berjudul “Cerita Mamat” (2016). 

Kalau mengobrol dengan Mat, jadi ingat Afgan di awal kariernya. Seperti Afgan di masa-masa merilis single perdananya, yang masih pemalu dan suka gugup di atas panggung, demikian juga sosok Mat.

“Mat anaknya pemalu, sangat melankolis juga. Enggak sesuai dengan body. Karena melankolis, jadi setiap kali menyanyikan lagu-lagu mellow kedengarannya pas. Dia memang anaknya melakukan apapun dengan hati, menyanyi pun dengan hati,” cerita ibunda Mat, Ummi Ayya. 

Tak dimungkiri, anak rantau ini merasa gugup saat kali pertama harus rekaman bareng Stinky.

“Sampai saat ini masih enggak percaya bisa nyanyi bareng mereka. Ini pengalaman pertama yang sangat mengharukan, bisa gabung bareng personel Stinky, layaknya mereka sepantaran paman-paman saya. Lebih spesial lagi, semuanya diproduseri oleh Ummi saya. Ummi sama sekali enggak mengerti bisnis industri musik, tapi beliau mau terjun langsung. Beliau enggak berharap profit dari segi finansial. Kata Ummi, ‘yang penting kamu bahagia, Ummi juga bahagia,” bilang Mat. 

Hampir seperti mimpi bisa masuk pentas musik Indonesia dengan grup musik legend. Pengalaman yang tak terbayangkan sebelumnya. Selama ini, ia hanya mengasah talentanya di Gorontalo, nyanyi live di kafe, belajar setekun-tekunnya, berkarya, demi membuktikan, meski hidup jauh dari orang tua akibat perceraian, ia tetap bisa jadi anak muda yang positif dan berprestasi. 

Ibu dan ayah Mat bercerai ketika Mat masih duduk di bangku SD. Pasca perceraian, Mat dibawa ke Gorontalo dan dibesarkan oleh Omanya. Sementara sang ibu tetap di Jakarta, merintis usaha, demi anak-anaknya juga.  Jauh dari orang tua, Mat tumbuh sebagai anak yang mandiri, berjiwa sosial tinggi, dan punya visi kehidupan yang jelas. 

“Sejak SD itu dia melakukan apa-apa sendiri. Bahkan dia pernah melewati masa-masa sulit dan tumbuh tanpa orang tua yang utuh. Mungkin itu yang membuatnya kuat. Bayangkan saja, anak cowok kelas 4 SD, sudah bisa masak nasi sendiri,” kenang ummi Ayya. 

Ya, meski tumbuh jauh dari orang tua,  Mat banyak mempelihatkan hal-hal positif. Seperti bagaimana ia jadi suka memasak.

“Hobinya itu bikin nasi goreng. Itu jadi masakan andalannya,” ujar ummi Ayya. Dari kecil, Mat juga punya rasa empati yang besar kepada sesama. Ia tak segan menolong teman maupun orang yang membutuhkan pertolongan. 

“Di rumah dia (di Gorontalo) itu banyak teman-temannya tinggal bareng dengan dia. Makan tidur semuanya di tempat dia. Mat bilang ke saya begini, ‘Kasihan Ummi, mereka itu sendiri, mama-papanya sudah pisah dan sudah tinggal masing-masing,” ungkap sang ibu. 

Semasa sekolah, uang jajannya kerap dibelikan nasi untuk teman-temannya. Ibunya pun terharu mendengar tindak tanduk anaknya ini.  Ummi Ayya merasa, ini semua kuasa Allah, anaknya bisa menjadi sosok yang positif seperti ini.

“Saya enggak mendidiknya, Alhamduliah Allah yang memberikan anak-anak saya jiwa-jiwa yang penuh kasih,” ucap Ummi Ayya. 

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait