5 Album Musik Indonesia yang Layak Didengarkan Ulang versi Ruth Sahanaya

Wayan Diananto | 17 Maret 2018 | 12:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Momen Hari Musik Nasional yang diperingati setiap 9 Maret tahun ini digunakan Ruth Sahanaya untuk merekomendasikan album Indonesia keren yang layak didengarkan kembali.

1.    Gajah (Tulus, 2014)

Ruth Sahanaya menilai, kecerdasan Tulus sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu tampak dari caranya menulis lirik dan memberi judul. “Liriknya sederhana, tidak terlalu puitis, namun tidak lantas terdengar generik. Ia memanfaatkan kata-kata sederhana untuk melukiskan cerita cinta yang indah dan mengena di hati. Kata sepatu, gajah, tanggal merah, digunakan sebagai judul lagu yang mengusik perhatian pendengar,” ulas Uthe.

2.    Volume 8 (Koes Plus, 1973)

Volume 8 salah satu album abadi Koes Plus. Dari album ini, lahir lagu “Diana”, “Buat Apa Susah”, “Nusantara”, dan “Tak Mungkin Kembali.” Namun, lagu “Kolam Susu” yang membekas di hati Uthe. Cara Koes Plus menggambarkan keelokan Indonesia, menurut Uthe, terasa jujur dan menyiratkan kebanggaan terhadap negara.

3.    Trio Bimbo 1971 (Bimbo, 1971)

Album ini melahirkan dua hit abadi, “Melati dari Djajagiri” dan “Manis dan Sayang.” Uthe bilang, Bimbo salah satu nama yang harus disebut saat membahas musik Indonesia berkualitas. “Mereka layak dihormati. Dari Bimbo kita juga mengenal lagu 'Tuhan' yang hingga kini kerap diputar di radio dan disenandungkan generasi muda,” ia membeberkan.

4.    Bisikan Hati (Andien, 2000)

Terkait album ini, Uthe berujar singkat, “Tidak banyak musisi muda yang konsisten mencintai jaz. Andien hingga sekarang memperlihatkan energi yang besar di genre ini.”

5.    Seputih Kasih (Ruth Sahanaya, 1987)

“Mengapa tidak menyebut Seputih Kasih?” celetuk kami. Uthe tersenyum. Album debut Uthe itu menyimpan dua hit besar, “Memori” dan “Astaga”. “Astaga” masuk dalam daftar 150 lagu Indonesia terbaik sepanjang masa versi sebuah majalah musik. Selain simbol kekagetan yang menembus ruang dan waktu, “Astaga” disebut sebagai kritik elegan terhadap generasi muda yang kian individualistis. “Itu karena kepiawaian James F. Sundah dalam menciptakan lagu. Saya hanya membawakan,” ujar Uthe merendah. Album ini dirilis ketika mantan Menteri Penerangan Harmoko kerap memakai istilah “ngek-ngok” untuk menggambarkan maraknya lagu Indonesia yang cengeng mendayu. “Seputih Kasih lantas dilabeli album pop kreatif,” pungkas Ruth Sahanaya.

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait