Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 5 September 2019 Episode 85

Panditio Rayendra | 5 September 2019 | 14:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 5 September 2019 Episode 85

Pemakaman BOY dan SARAH dihadiri oleh semua keluarga FITRI dan DAFI. FITRI menjadi sedih dan bingung apa yang akan dikatakan kepada keluarga SARAH, pihak keluarga SARAH tahunya SARAH pergi belajar keluar Negri. FITRI jadi sedih. MILA mau menggendong salah satu bayi FITRI tapi NINA mencegahnya. NINA melarang MILA mengurus bayi FITRI biar dirinya yang mengurus mereka. NINA yang tidak suka pada MILA meminta MILA menjauhi kedua bayi FITRI dan mengusir MILA keluar kamar bayi. NINA dengan tegas mengatakan kalau dirinya tidak menyukai MILA. MILA kesal dan berencana akan mencari cara untuk mengusir NINA dari rumah DAFI.

HILDA dibebaskan karena tidak ada bukti keterlibatannya pada masalah tersebut. HILDA menelpon NINA tapi NINA menolak telponnya bahkan mematikan henponnya agar tidak bisa dihubungi HILDA. HILDA kesal lalu mendatangi NINA hingga NINA marah dan mengusirnya dari rumah DAFI. HILDA ingatkan NINA kalau dirinya adalah satu-satunya keluarga NINA jadi mereka harus bersama. FITRI dan BILQIS datang dan bilang kalau NINA tidak sendirian tapi mempunyai mereka semua yang sudah menjadi bagian keluarga NINA yang tidak akan meninggalkan NINA dalam kesulitan. BILQIS memperingati HILDA agar jangan mengganggu NINA karena HILDA terlebih dulu akan berhadapan dengannya. HILDA pergi sambil mengancam ke semua akan membayar perbuatan mereka tersebut.

Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 5 September 2019 Episode 85

MILA meneruskan rencana jahatnya dengan diam-diam menaburkan serbuk gatal dan menaburkannya ke pakaian FITA dan PIPIT hingga kedua bayi kegatalan dan menangis terus. MILA bilang kemungkinan kedua bayi terkena kolik (alergi) tapi FITRI tidak membiarkannya bicara. Diam-diam MILA di dapur membuat anti gatal dengan menuang serbuk penawarnya ke dalam segelas teh manis yang dibuatnya. MILA hampir ketahuan NINA yang masuk ke dapur mencari obat untuk kedua bayi FITRI. Kedua bayi masih menangis dan semua panik menunggu kedatangan dokter. MILA datang dengan membawa segelas teh manis dan menyarankan memberikan minum teh tersebut kepada kedua bayi yang terus menangis. FITRI melarang MILA memberikan minum kepada kedua anaknya. MILA lalu meletakkan gelas teh manis lalu keluar dari kamar. FITRI meminta siapapun tidak boleh memberi minuman dari minuman yang dibuat MILA. DAFI melihat MILA meletakkan gelas teh manis lalu diam-diam memberikan sesendok teh manis kepada FITA dan PIPIT yang tak lama kemudian berhenti menangis. DAF menegur FITRI karena terlalu curiga terhadap MILA yang menurutnya hanya ingin membantu mengobati anak mereka. FITRI dan NINA kaget melihat kedua bayi FITRI berhenti menangis setelah diberi minum teh manis buatan MILA tapi keduanya tetap curiga pada MILA. DAFI menyuruh FITRI meminta maaf pada MILA dan DAFI berkata kalau FITRI tidak mau minta maaf pada MILA maka DAFI akan melakukannya atas nama FITRI lalu DAFI pergi. FITRI jadi kesal dan sedih dengan kejadian tersebut. BILQIS mencoba menenangkannya dengan mengatakan kalau mungkin terlalu keras pada MILA.

 

NINA memperingatkan FITRI agar berhati-hati terhadap MILA. NINA lalu membersihkan boks bayi dan saat menarik selimut kulit tangannya terkena serbuk yang sebelumnya ditaburkan MILA. NINA menjadi kegatalan. FITRI memberikan teh manis yang dibuat MILA untuk kedua bayinya. Gatal-gatal di kulit NINA langsung hilang hingga FITRI dan NINA menjadi yakin kalau FITA dan PIPIT menangis karena ditaburi serbuk gatal oleh MILA dan MILA sengaja membuat penawarnya untuk mencari perhatian DAFI.

 

MILA sedang memohon maaf sambil nangis-nangis pada DAFI. DAFI malah meminta maaf atas nama FITRI. FITRI datang dan meminta maaf atas kelakuannya pada MILA. DAFI senang dengan sikap FITRI lalu pergi keluar untuk menelpon Dokter membatalkannya datang. FITRI mendatangi MILA dan berkata kalau dia tahu apa yang dilakukan MILA. FITRI sengaja mengikuti permainan MILA. FITRI memberi waktu 24 jam agar MILA keluar dari rumahnya. MILA malah mengancam kalau dirinya akan merebut DAFI dan kedua anak FITRI. HILDA menjual rumahnya dan akan pindah ke daerah Bogor. HILDA menyalahkan FITRI terhadap semua kejadian yang dia alami. HILDA lalu pergi dari rumahnya mengendarai mobilnya dengan berat hati.

 

Di dalam mobil HILDA menyalakan radio dan mendengar berita kematian ANIZA, ibu kandung FITRI. HILDA hentikan mobil dan kaget karena mobilnya menabrak seekor ayam. Pemilik ayam bernama RAFA yang wajahnya mirip DAFI menghampiri dan memperlihatkan ayamnya yang mati. HILDA kebauan dan tahu kalau ayam tersebut sudah lama mati dan RAFA akan menipunya. HILDA tidak mau ganti rugi dan RAFA melempar bangkai ayam ke pangkuan HILDA. HILDA marah dan suruh RAFA mengambil bangkai ayam dari mobilnya. RAFA meminta ganti rugi sebesar satu juta. HILDA kaget harga ganti ruginya semahal itu. RAFA jelaskan dengan argumentasinya tentang ayam yang mati tersebut sedang masa produktif dan dirinya kehilangan pendapatan karena itu. HILDA kesal tapi mengagumi kelihaian RAFA sebagai penipu dan bersedia membayar ganti rugi.

 

Sementara keluarga DAFI juga sudah mendengar tentang meninggalnya ANIZA. BILQIS, DAFI, NINA dan BAMA menghibur FITRI yang sedih. FITRI berancana mau ke Kuala Lumpur untuk menghadiri pemakaman ANIZA. MILA datang dan mengatakan kalau dirinya akan menjaga kedua bayi FITRI agar FITRI bisa pergi ke Kuala Lumpur. FITRI bersikeras akan mengajak kedua bayinya pergi. Tapi MILA mengingatkan kalau kedua bayi FITRI belum mempunyai pasport. NINA berjanji pada FITRI untuk menjaga FITA dan PIPIT agar FITRI dan DAFI bisa pergi ke Kuala Lumpur. FITRI setuju dan bersama DAFI bergegas persiapkan rencana kepergian mereka.

 

HILDA dalam perjalanan ke Bogor tanpa sengaja menabrak seekor ayam warga. Pemilik ayam bernama RAFFA datang dan membuat kaget HILDA, karena pemilik ayam wajahnya mirip DAFI. RAFFA meminta ganti rugi karena HILDA sudah menabrak ayamnya hingga mati. RAFFA perlihatkan ayam dan HILDA kebauan karena tahu ayam sudah lama mati dan RAFFA mau menipunya. HILDA tahu dan tidak mau ganti rugi. RAFFA beragumentasi untuk menipu HILDA dan melempar ayam ke pangkuan HILDA. HILDA marah dan meminta membuang bangkai ayam dari dalam mobilnya. HILDA kagum dengan cara RAFFA menipu membuat cerita dengan lihai lalu memberinya ganti rugi satu juta seperti yang diminta RAFFA. HILDA mempunyai rencana dan menawarkan akan memberi satu juta lagi kalau RAFFA mau bekerja sama dengannya dan akan memberi tunjangan sepuluh juta setiap bulannya kepada RAFFA. RAFFA setuju. HILDA mengajak RAFFA memata-matai DAFI dan FITRI yang sedang jalan-jalan di taman bersama anak-anak mereka. HILDA merekam kegiatan DAFI dan meminta RAFFA mencoba mengikuti gaya bicara dan gerakan DAFI.

 

HILDA lalu me make over RAFFA sehingga berpenampilan seperti DAFI lalu mengajak RAFA untuk bertemu dengan BILQIS. HILDA jelaskan kalau mamanya DAFI mempercayai RAFFA adalah DAFI maka berarti RAFFA sudah berhasil menjadi DAFI. HILDA lalu memasang speaker bluetooth di telingan RAFFA dan kamera pengintai berbetuk pulpen di jas RAFFA agar bisa komunikasi dan melihat yang terjadi. Saat melangkah ke gedung RAFFA hampir berpapasan dengan DAFI hingga membuat RAFFA tegang. DAFI pergi ke sebuah toserba dan RAFFA menemui BILQIS di ruang kerjanya. BILQIS yang melihat RAFFA mengira itu DAFI yang mau mengajaknya makan siang dan bergegas mengambil dompet untuk pergi. RAFFA khawatir kalau DAFI ada saat mereka makan siang. HILDA memastikan kalau DAFI tidak akan muncul di saat makan siang tersebut. DAFI yang melangkah masuk ke toserba, diawasi HILDA dan seorang pria, orang sewaan HILDA. HILDA menyuruh anak buahnya untuk mengikuti DAFI ke toserba.

 

DAFI berjalan keluar dari toko dan dia berjalan menuju tempat makan siang berlangsung. HILDA dan orang sewaannya (HILDA mengenakan masker dan topi medis) mengikuti DAFI di kejauhan.

DAFI yang sedang melakukan panggilan video dengan FITRI tidak mengetahui kalau dirinya dibuntuti. FITRI dari layar henponnya melihat dua orang sedang membuntuti DAFI dan mepringatkannya. DAFI berbalik dan memeriksa tapi tidak ada siapapun yang mengikutinya. FITRI khawatir dan bertanya kapan DAFI akan pulang. DAFI bilang akan pulang lebih awal malam ini dan mematikan telpon. DAFI terus melangkah ke tempat makan siang. HILDA suruh anak buahnya untuk siap-siap.

 

Di Tempat makan siang, BILQIS berkeliling bersama RAFA. BAMA melihat DAFI dan BILQIS lalu mendatangi dan menepuk pundak RAFAA mengiranya DAFI. RAFFA kaget dan memandang BAMA bingung. BAMA merasa aneh dengan reaksi DAFI saat disapanya. RAFFA menjadi kesal karena HILDA tidak memberitahu  sebelumnya siapa BAMA. BAMA bingung melihat RAFFA yang tampak gugup.

 

DAFI menaiki sebuah tangga dan HILDA bersama orang sewaannya siap menyergap DAFI. Tapi seorang petugas kebersihan membuka pintu dan masuk hingga HILDA membatalkan niatnya menyergap DAFI di tangga. Di tempat makan siang, RAFFA kesal karena HILDA tidak memberi instruksi lagi pada dirinya. Sementara HILDA dan orang sewaannya mengikuti DAFI yang mau masuk ke lokasi tempat makan siang. DAFI membuka pintu mau masuk. RAFFA yang sedang duduk makan siang dari kaca yang berada di pintu melihat DAFI mau masuk dan tampak tegang khawatir ketahuan. Orang sewaan HILDA menyergap DAFI sebelum berhasil masuk ke ruang tempat makan siang dan membius DAFI lalu dibawanya ke mobil Van yang sudah disiapkan.

 

Sementara BILQIS sedang menyalami seseorang. RAFFA khawatir saat BILQIS berbalik melihat kepergian HILDA lalu RAFFA berdiri di belakang BILQIS menghalangi pandangannya melihat HILDA. BILQIS kaget melihat RAFFA ada di belakangnya dan tampak pucat. BILQIS mengira DAFI sakit dan meminta BAMA mengantar DAFI pulang. Sementara DAFI yang setengah sadar karena dibius, melihat kepergian BAMA dengan seseorang yang tidak ketahuan siapa orangnya. DAFI berusaha bangun dan melihat ke jendela untuk minta tolong bertepatan mobil yang dikendarai BAMA pergi dari lokasi. BAMA mengantar DAFI pulang dengan mobilnya dan membuat RAFFA makin gugup karena belum tahu siapa BAMA. RAFFA lalu mencari cara agar BAMA tidak mengajaknya ngobrol dengan pura-pura tidur di dalam mobil.

 

FITRI terus merasa khawatir terhadap DAFI lalu mencoba menelpon DAFI. HILDA kaget mendengar henpon DAFI berdering dan menghampiri mau mengambil henpon DAFI. DAFI yang masih setengah sadar bangun dan mencoba pertahankan henponnya yang mau diambil HILDA. FITRI bingung karena DAFI lama mengangkat telponnya. HILDA terus merebut henpon DAFI yang melihat FITRI menelponnya dan berusaha mau beritahu FITRI tentang kejadian yang dia alami. HILDA keburu mengambil kunci pas dan menggetok kepala DAFI dengan kunci pas hingga DAFI pingsan. HILDA lalu menghancurkan henpon DAFI dengan kunci pas. FITRI yang terus kepikiran DAFI lalu menelpon DAFI tapi henponnya tidak aktif. FITRI lalu menelpon BAMA dan menanyakan DAFI. BAMA melihat RAFFA tidur di kursi disampingnya dan mengatakan kalau DAFI ada bersamanya di mobil sedang tidur dan mau diantarnya pulang karena sedang tidak sehat. FITRI jadi lega DAFI tidak kenapa-napa.

 

DAFI dengan mata tertutup dan diikat dibawa HILDA dan orang sewaannya ke sebuah gudang. DAFI dihajar habis-habisan oleh HILDA dan orang sewaannya hingga babak belur. FITRI seperti mendapat firasat saat sedang mencuci piring dan piring yang dipegangnya jatuh dan pecah. Saat FITRI mau membersihkan pecahan piring jarinya terluka dan berdarah. FITRI semakin cemas memikirkan DAFI. Sementara MILA melihatnya dan penasaran apa yang terjadi pada FITRI hingga terlihat sedih dan cemas. DAFI diam-diam berhasil terlepas dari ikatannya lalu melawan anak buah HILDA dan berhasil melarikan diri dengan melompat hingga memecahkan kaca jendela. DAFI lari menghindari HILDA dan orang sewaannya. HILDA dan orang sewaannya terus mengejar DAFI.

 

DAFI melarikan diri sampai di tepi sebuah sungai. HILDA dan orang sewaannya datang dari arah depan dan belakang hingga tidak ada jalan lain untuk DAFI menghindar kecuali sembunyi di lereng tebing sambil berpagangan pada tumbuhan dan akar tumbuhan. HILDA dapat menemukannya lalu memukul DAFI dengan sebatang bambu/kayu panjang hingga DAFI yang bergelantungan di tebing jatuh ke sungai yang deras dan sedang banjir. DAFI terseret arus sungai dan hilang. HILDA dan orang sewaannya senang telah berhasil melenyapkan DAFI.

 

BAMA dan RAFFA masuk ke dalam rumah. BAMA berjalan di depan RAFFA dan tidak menyadari kalau di belakangnya, RAFA terlihat berhenti dan berdiri mengagumi rumah DAFI yang bagus dan besar dan tanpa sadar mengitari rumah. FITRI senang melihat kepulangan RAFFA yang dikiranya adalah DAFI. Mereka bertemu dan saat FITRI mau memeluknya RAFFA menjauh karena canggung. FITRI bingung dengan sikap DAFI. RAFFA lalu beralasan kalau dirinya sedang tidak enak badan karena flu, dan dia tidak mau FITRI dekat-dekat dengannya karena khawatir ketularan terkena flu dan menulari kedua bayi mereka. FITRI bilang tidak apa-apa dan akan mengurus DAFI dan membawanya masuk kamar agar DAFI beristirahat. Sementara RAFFA terpana melihat LALA. LALA sendiri akan merebut DAFI dari FITRI secepatnya.

 

Saat FITRI ke dapur, RAFFA berkomunikasi dengan HILDA dan HILDA bisa melihat RAFA melalui kamera pengintai di pena RAFFA. RAFFA kesal pada HILDA karena tidak memberitahukan semua keluarga DAFI. HILDA menunjukkan foto NINA, BAMA dan semuanya hingga RAFFA bisa melihatnya di henponnya. RAFFA bertanya soal LALA yang sudah membuatnya terpana. HILDA jelaskan kalau LALA hanyalah seorang pengasuh di rumah DAFI dan suruh RAFFA fokus dan jangan menghiraukannya. HILDA kesal karena RAFFA baru mulai melakukan rencana mereka sudah mulai tertarik pada wanita yaitu LALA. HILDA mengajak orang sewaannya pergi ke rumah DAFI.

 

 

RAFFA kaget saat MILA/LALA masuk ke kamar lalu memeriksa dahi mgukur suhunya. RAFFA menyadari kalau MILA menyukai DAFI. Tapi RAFFA mendengar suara FITRI di luar kamar, lalu menyeret MILA keluar kamar. FITRI kaget melihat DAFI menarik MILA keluar kamar dan memarahinya agar sebagai pengasuh jangan melewati batasan. MILA kaget dengan perubahan sikap DAFI dan meminta maaf dan beralasan dia hanya khawatir dengan sakitnya DAFI. DAFI marah dan mengusir pergi MILA. BAMA, NINA dan BILQIS datang dan mereka juga terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan DAFI. MILA masuk ke kamarnya dan kesal dengan perubahan sikap DAFI. MILA merasakan ini seperti sebuah permainan tarik tambang di ulur dan tarik.

 

HILDA melihat melalui kamera pengintai pada pena RAFFA kalau RAFFA sedang bersama FITRI di kamar dan HILDA senang RAFFA fokus pada FITRI. Saat FITRI dan RAFFA tidur berdua, RAFFA batuk-batuk hingga FITRI memutuskan tidur di kamar bayi agar tidak tertular oleh RAFFA. FITRI pergi ke kamar bayi. HILDA menelpon RAFFA dan menyuruhnya bersikap romantis pada FITRI seperti yang biasa dilakukan DAFI tapi RAFFA tidak pernah bersikap romantis.

 

BAMA yang keluar rumah melihat sebuah mobil van berada di depan rumah DAFI lalu BAMA menghampiri mobil van, tapi belum sampai mendekati mobil van tersebut jalan pergi.

 

Keesokan harinya saat semua mau sarapan bersama, RAFFA datang ke meja makan dengan menutup hidung karena tidak tahan bau rendang buatan FITRI. FITRI bingung padahal dulu DAFI sangat menyukai rendang buatan FITRI. BILQIS datang dan menepuk FITRI hingga FITRI kaget dan tanpa sengaja menumpahkan kopi dan mengenai RAFFA. RAFFA hampir marah besar memarahi FITRI seperti kebiasaannya tapi menahannya karena teringat dirinya sedang berperan sebagai DAFI. RAFFA pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya yang kesiram kopi panas dan mencoba fokus seperti yang diajarkan HILDA. RAFFA bersin dan lensa kontaknya jatuh ke wastafel. FITRI diluar kamar mandi datang membawakan kemeja ganti untuk DAFI hingga membuat RAFFA panik dan saat mengambil lensa kontak malah tercebur ke saluran pembuangan. RAFFA kaget dan panik.

Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 5 September 2019 Episode 85

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait