RESENSI FILM Alita Battle Angel: Jagoan Perempuan dan Cerita yang Rapuh

Panditio Rayendra | 4 Februari 2019 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - ALITA Battle Angel mengangkat tokoh perempuan sebagai jagoan utama. Film aksi berlatar masa depan ini diadaptasi dari manga Jepang populer karya Yukito Kishiro.

Alita Battle Angel mengambil latar abad 26, di mana dunia pasca kiamat terlihat berantakan. Alita (Rosa Salazar) adalah cyborg perempuan yang ditemukan dokter Ido (Christoph Waltz) di tempat pembuangan dalam kondisi rusak. Dokter Ido berhasil memperbaiki, tapi Alita tidak dapat mengingat apa pun. Dokter Ido yang bekerja memperbaiki cyborg rusak, memperlakukan Alita bak putrinya sendiri. Alita lantas akrab dengan Hugo (Keean Johnson), seorang pemuda kenalan Ido yang kerap membawakan suku cadang cyborg. Dalam usaha mengembalikan ingatannya, Alita menghadapi sejumlah masalah, yang tanpa disangka berkaitan dengan masa lalunya.

Alita Battle Angel disutradarai oleh Robert Rodriguez, yang sebelumnya mengarahkan dua jilid Sin City dan empat seri Spy Kids. Sementara James Cameron dan Jon Landau, bertindak sebagai produser. Alita Battle Angel menyuguhkan visual yang istimewa. Pemandangan kota Iron City digambarkan kacau balau, namun futuristik dan unik. Penampilan paling memukau ada pada karakter Alita yang dibuat dengan rekayasa digital atau photo-real CG creation, berdasarkan figur aktris Rosa Salazar. Sosok Alita ini terlihat begitu mirip dengan manusia. Semua ekspresi dan gestur tubuhnya tampak natural, mewakili suasana hatinya. Karakter Alita pun dibuat manusiawi. Meski ia seorang jagoan yang memiliki tenaga di atas rata-rata, Alita tetap memendam sisi rapuh yang juga tergambar dengan apik.

Adegan aksi juga menjadi daya tarik Alita Battle Angel. Setiap pertempuran digarap dengan garang dan greget. Aksi kompetisi olahraga fiksi yang diberi Motorball, terpampang dengan ketegangan tinggi dan seru. Cara Alita menghajar musuh-musuhnya pun kerap tidak terduga. Adegan aksi di Alita tergolong cukup sadis, sehingga tak aman jika ditonton anak di bawah usia 13.

Sayangnya, naskah yang digarap Laeta Kalogridis dan James Cameron ini kurang rinci dan runut dalam menggambarkan konflik, juga menjelaskan karakter pendukungnya. Di awal film, muncul misteri tentang tewasnya wanita di malam hari yang cukup membuat penasaran. Namun belakangan hal ini justru anti-klimaks. Obsesi Hugo untuk pergi ke kota di langit, Zalem, begitu besar namun tak dijelaskan apa yang mendasari keinginannya itu. Karakter Dr Chiren yang diperankan Jennifer Connelly pada awalnya hadir meyakinkan, namun tak tereksplor dengan baik. Bukannya menjadi scene stealer, Dr Chiren malah tampak konyol dengan kerap muncul mendadak saat ada peristiwa penting. Pun demikian Vector, yang kurang tergali padahal dibintangi aktor Mahershala Ali.

Untuk merasakan pengalaman nonton maksimal, kami sarankan Anda menyaksikan Alita Battle Angel versi 3D. Alita Battle Angel tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 5 Februari 2019.

(ray/ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait