[RESENSI FILM] Security Ugal-Ugalan: Sebelum Tertawa, Tinggalkan Nalar Anda di Rumah

Wayan Diananto | 30 Januari 2017 | 04:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dwilogi Komedi Modern Gokil yang dirilis beberapa tahun lalu memang tidak mencetak box office. Namun, jika Anda pencandu film Indonesia tentu tahu bahwa lawakan 90-an yang dikemas (sedikit) kekinian itu kentara low budget.

Dengan 200 atau 300 ribu penonton, film itu telah mencetak box office-nya sendiri. Sudah untung. Bisa ditebak. Akan ada sekuel atau bentuk serupa tapi tak sama dengan Komedi Modern Gokil. Security Ugal-Ugalan, salah satunya.

Indro tetap menjadi tokoh utama. Sementara konfigurasi pemeran pendukung berubah untuk membuat garis pembeda yang tegas antara Security Ugal-Ugalan dengan pendahulunya. Padahal, kalau dipikir-pikir formula melucunya relatif sama. Beberapa malah terkesan sangat jadul.

Indro (Indro) kini jadi komandan perusahaan Megapolitan Security. Ia merekrut sejumlah calon satpam alias satpam untuk didistribusikan di sejumlah titik. Mereka yang terekrut di antaranya Acho (Muhadkly), Lolox (Lolox), Dana (Sadana), Alan (Dimas), dan Angela (Alexa). Sekilas tidak ada yang bisa diandalkan dari anak buah Indro. 

Lolox dengan perut buncitnya jelas tidak memenuhi kriteria kegesitan. Acho, sebenarnya bisa diandalkan. Namun, tabiatnya yang banyak alasan membuat Acho kurang bersinar. Dana serta Angela yang paling lumayan. Dana diam-diam menyimpan perasaan buat Angela. Sayang, perasaan itu terhalang lantaran seniornya, Alan lebih dulu jatuh cinta.

Premis ceritanya klasik. Cara melawaknya mundur ke era 30 tahun silam. Jika menonton, Anda akan disuguhi adegan fitness dengan sepeda lalu sedelnya lepas. Alhasil, kerangka sedel yang tajam mendarat persis di (maaf-red) pantat Anda. Belum lagi humor slapstick mengambil ban yang mengapung di kali dengan kayu. Sambil merem pun Anda tahu bagaimana akhir adegan ini.

Security bekerja dengan rumus, makin keliru makin lucu. Makin tidak bernalar, makin kaya akan kelakar. Rumus seperti itu bagi saya sudah usang. Security tampaknya ingin mengajak kita bernostalgia mengarungi mesin waktu ke dekade 80 atau 90-an, ketika duet Kadir-Doyok dan trio Dono-Kasino-Indro merajai bioskop. Atau era ketika Kaisar Sinetron Raam Punjabi memproduksi serial mingguan Ada-Ada Saja, Gara-Gara, Kanan-Kiri OK, dan Lika-Liku Laki-laki.

Bagi penonton yang dibesarkan di dekade 90-an, Security Ugal-Ugalan terlihat sebagai kemunduran. Kalau ditujukan sebagai a tribute, tentu alur ceritanya dirancang sedemikian rupa sehingga lebih rapi. Bukan seperti kompilasi fragmen yang sebentar karakternya menjadi apa, lalu beberapa menit kemudian pindah ke mana sebagai siapa.

Jika memang ingin memperbaiki pencapaian komedi puluhan tahun sebelumnya, nalar tidak akan diabaikan. Bahan peledak, tidak akan dengan mudah masuk ke menara Ibu Kota. Saat bom meledak, korban tidak akan dengan mudahnya berjalan dan mengoceh sementara badannya gosong. Ini seperti lawakan Tuyul dan Mbak Yul yang setiap episode-nya berakhir dengan ujaran “Gagal maning, gagal maning, Soooon...”

Namun, bukan berarti komedi macam ini tak punya tempat di hati penonton. Mereka yang tidak dibesarkan di dekade 90-an tampaknya menganggap ini sebagai lelucon menyegarkan. Tak perlu berpikir rumit. Tinggalkan nalar di rumah. Bayar tiket, duduk, dan tertawalah. Ini terbukti dari pencapaian jumlah penonton yang lumayan baik. Memasuki pekan kedua, Security berhasil meraih lebih dari 200 ribu penonton dan angka itu masih akan terus bertambah. 

Banyak yang masih tertawa atau minimal tersenyum menyaksikan lelucon semacam ini.  “Tapi kenapa jij senyum-senyum sendiri selama menonton Security, bo?” tanya seorang teman seusai menonton. “Eike baru sadar, Neeek. Dimas Beck ganteng juga!”

Pemain: Indro, Muhadkly Acho, Lolox, Sadana Agung, Alexa Key, Dimas Beck
Produser: Dhamoo Punjabi
Sutradara: Irham Acho Bahtiar
Penulis: Ferdy K
Produksi: MD Pictures
Durasi: 1 jam, 37 menit


(wyn/ray)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait