Tak Hanya Gaji Besar, Ini yang Dicari Milenial dalam Berkarir

Romauli Gultom | 10 Agustus 2019 | 17:26 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di era globalisasi, istilah brain drain seringkali terjadi di setiap negara termasuk Indonesia. Brain drain merupakan aksi sumber daya manusia berkualitas yang lebih memilih untuk meniti karir di negara lain dibandingkan negaranya sendiri. 

Hal itu didasari perubahan besar menuju ekonomi berbasis pengetahuan tak terelakkan. Terbukanya pasar tenaga kerja antarnegara membuat talenta berkualitas tinggi berpindah melintas negara sesuai dengan peluang dan penawaran kompensasi yang lebih baik. 

Akibatnya, bagi negara yang masih berkembang, angkatan kerjanya akan didominasi oleh tenaga kerja berketerampilan rendah yang menyulitkan kemajuan ekonomi.

“Salah satu caranya dengan menyediakan tawaran untuk tetap berdomisili di Indonesia tapi bekerja di kantor pusat teknologi regional," ujar Berly Martawardaya, Ekonom for Development of Economics and Finance (INDEF) di Jakarta, belum lama ini.

Alumnus University of Siena, Italia, ini menilai pembukaan kantor kedua Grab di Indonesia dapat mencegah brain drain anak bangsa ke luar negeri.

"Talenta berkualitas tinggi ini seperti air yang fluid untuk berpindah lintas batas negara. Nah, saya melihat investasi besar di sektor teknologi seperti pembukaan kantor pusat kedua Grab ini bisa menjadi magnet kuat untuk menarik SDM dengan skill level global untuk tetap bekerja di Indonesia dengan kualitas pekerjaan dan quality of life setara di kantor pusat perusahaan global,” kata Berly. 

Menurut Berly, yang dicari high skilled worker khususnya milenial bukan hanya pendapatan tapi tantangan intelektual dan kreativitas. 

“Apalagi bagi kaum milenial, pekerjaan harus memberi makna bagi hidup mereka. Kaum milenial banyak yang ingin menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan menginisiasi perubahan riil,” ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini. 

Berly mengamati bahwa di kantor pusat kedua Grab nanti, walaupun bekerja di Jakarta, tapi mereka terlibat dalam operasi GrabFood se-Asia Tenggara. “Ini sangat positif karena memberi mereka pengalaman menjadi bagian dari tim multinasional dan berkolaborasi dengan profesional dari berbagai bidang ilmu,” ujarnya.  

Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, “Kantor pusat kedua di Jakarta akan memungkinkan kami untuk melayani kebutuhan di Indonesia. Kami berada di posisi yang tepat untuk mendukung realisasi lebih banyak perusahaan berbasis teknologi tinggi dan infrastruktur dari Indonesia.”

 

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait