Penonton Sepakbola dan Maraknya Streaming Ilegal 

Redaksi | 30 Agustus 2019 | 20:13 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Live streaming pertama kali dilakukan pada tanggal 5 September 1995, ESPN SportsZone menyiarkan siaran radio langsung pertandingan bisbol antara Seattle Mariners dan New York Yankees kepada ribuan pelanggannya di seluruh dunia menggunakan teknologi canggih yang dikembangkan oleh perusahaan startup yang berbasis di Seattle bernama Progressive Networks. 

Sejak World Wide Web ditemukan, berbagai macam teknologi berbasis internet ditemukan. Tak sedikit dari teknologi- teknologi tersebut yang berhasil memberikan kemudahan bagi peradaban manusia modern saat ini. Salah satunya live streaming. Dengan teknologi ini, kita bisa menyaksikan apa saja secara langsung di belahan dunia lain, termasuk nonton streaming liga Inggris.

Layanan streaming semakin menggila pada beberapa tahun terakhir. Beberapa layanan baru terus bermunculan, Disney mengeluarkan layanan mereka yang bernama Disney+, Apple dengan layaan streaming mereka bernama Apple TV+ dan masih banyak banyak lagi. 

Beberapa layanan mulai masuk ke acara- acara olahraga. Hulu dan Amazon Prime sudah menjadi media partner Premier League bersama Sky Sports dan BT Sports untuk menyiarkan Liga inggris lewat layanan pengaliran milik mereka di Inggris.

Liga Inggris merupakan liga paling populer di dunia. Dengan jumlah pemain bintang yang hampir merata di setiap timnya, tak heran banyak penggemarnya yang rela membayar mahal untuk menyaksikan liga yang paling kompetitif di dunia. 

Karena kepopulerannya tersebut banyak pihak- pihak tak bertanggung jawab mencoba melakukan mirroring dengan melakukan streaming ilegal dengan menyiarkan pertandingan- pertandingan Liga Inggris tanpa meminta izin dari Premie League.

Baru- baru ini, sebuah perusahaan satelit milik pemerintah Saudi terlibat dalam penyiaran ilegal pertandingan sepakbola Liga Premier Inggris di Timur Tengah dan Afrika Utara. Pihak Premier League, mengatakan pihaknya memiliki bukti kuat dari operasi pembajakan tersebut yan telah dilakukan selama kurang lebih setahun. Beberapa pihak mengaitkan kasus operasi pembajakan yang dilaukan oleh Arabsat adalah bagian dari perselisihan politik antara Arab Saudi dan saingan politik regionalnya Qatar.

beIN Media Group sebuah perusahaan media olahraga yang masih termasuk ke dalam jaringan Al Jazeera, merupakan perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Qatar. Mereka berhasil menguasai hak siar Liga Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara selama dua musim. Namun dalam satu tahun terakhir, mereka mengaku telah menjadi korban operasi pembajakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan Arab Saudi.

Qatar selama beberapa bulan terakhir membujuk otoritas sepakbola, FIFA dan UEFA, bahwa saluran streaming ilegal yang bernama "beoutQ" disiarkan di Riyadh oleh Arabsat, di mana pemerintah Saudi merupakan pemegang saham terbesar perusahaan satelit tersebut.

Situs beoutQ, diluncurkan di Arab Saudi pada Agustus 2017, setelah Arab Saudi dan sekutunya, Mesir, Bahrain United Arab Emirates meluncurkan boikot perdagangan terhadap Qatar. beoutQ menyiarkan konten olahraga dan hiburan premium senilai miliaran dolar secara ilegal kebebrapa wilayan di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Premier League mengatakan dalam pernyataan resmi mereka yang dirilis kepada bahwa pihaknya “sangat mengutuk pembajakan live streaming ilegal dari setiap pertandingan-pertandingan yang berada di bawah otoritas mereka yang terjadi di Arab Saudi dan beberapa wilayah di Timur Tengah oleh saluran streaming ilegal yang disebut 'beoutQ'.

Premier League dikenal ketat dalam menjaga konten mereka dari pembajakan, termasuk situs layanan streaming ilegal dan para pengunggah kllip- klip pertandingan di situs semacam Youtube, Twitch dan Vimeo.

Badan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah membentuk panel untuk menyelidiki dan mengadili Arab Saudi yang terlibat kasus beoutQ, karena dianggap telah melakukan pelanggaran kekayaan hak intelektual.

Tidak hanya Liga Inggris, beoutQ menyiarkan pertandingan secara live streaming dengan mencuri konten dari beIN Media pemegang beberapa hak siar Bundesliga, La Liga, NFL, NBA, turnamen Grand Slam, Formula 1 dan Olimpiade.

Pada tahun 2018, FIFA melakukan negoisasi dengan beIN Media untuk memberikan lisensi hak siar pertandingan Arab Saudi di Aran Suadi kepada stasiun televisi Arab Saudi. beIN Media bersama FIFA serta AFC dan pemegang hak siar olahraga lainnya, juga mendaftarkan tuntutan hukum terhadap Arab Saudi. 

Cisco Systems, Nagra dan Overon, tiga perusahaan keamanan digital telah mengkonfirmasi bahwa beoutQ telah melakukan penyiaran ilegal melalui fasilitas satelit Arabsat yang berbasis di Riyadh, Arab Saudi.

beoutQ diketahui menyediakan akses ke berbagai macam konten hiburan dan olahraga melalui aplikasi IPTV tertanam, lewat perangkat set-top box yang mengalirkan hasil siaran langsung televisi dan konten berdasarkan permintaan dari seluruh dunia secara ilegal.

BeoutQ dianggap telah melakukan pelanggaran pembajakan terbesar di industri olahraga dan hiburan. beIN Media selaku pemegang hak siar beberapa liga- liga besar dunia, yang di dalamnya termasuk Liga Inggris klaim ganti rugi senilai lebih dari US$ 1 miliar terhadap Arab Saudi.

Layanan beoutQ juga dimanfaatkan oleh para pembajak lain untuk melakukan mirroring dan membagikan konten ke seluruh dunia dengan aksesbilitas di sejumlah negara seperti Inggris, Swiss dan Amrika Serikat.

Perselisihan Qatar dengan pemerintah Arab Saudi dan sekutunya dituding menjadi salah satu faktor alasan kenapa beoutQ melakukan penyiaran ilegal. Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi mendenda beIN Media sebesar 2.6 juta Amerika Serikat karena dianggap telah memonopoli hak siar acara- acar olah raga di wilayah MENA. Karena menolak membayar denda tersebut, hak siar beIN Network di negara Arab Saudi dicabut.

Baru- baru ini, muncul sebuah situs beralamatkan beoutQ.tv yang mengungkap praktik ilegal di balik layanan beoutQ yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi melalui jaringan satelit Arabsat mereka. Situs ini memberi rincian mengenai siapa- siapa saja orang dan perusahaan yang ada di belakangnya dan hak komersial apa saja yang telah dicuri oleh beoutQ.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait