Ini 3 Jenis Konten yang Banyak Disukai di Twitter

Redaksi | 1 Oktober 2019 | 01:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Twitter mengapresiasi para pengguna yang secara aktif menciptakan konten dan persona yang tidak hanya unik tapi juga menginspirasi, bahkan berhasil menggerakan konsumen untuk peduli atas kampanye para brand dan mempersatukan berbagai komunitas. Apa yang dilakukan oleh individu, komunitas, dan brand di Twitter memiliki benang merah yaitu “LIFE”. Bukan saja dalam terjemahan harafiah yang berarti “kehidupan,” #LIFEonTwitter menggarisbawahi bagaimana pengguna Twitter di Indonesia mendengarkan konten yang otentik (listen), menginspirasi sesama (inspire), menemukan beragam ide baru (find), dan mengikutsertakan pengguna lain dalam percakapan yang menarik (engage).

Lalu apa saja jenis konten yang dicari dan digemari pengguna Twitter? Beberapa individu, komunitas, dan brand berbagi tips terkait hal tersebut di acara #LIFEonTwitter. Berikut ini adalah tiga jenis konten yang menurut mereka banyak mendapatkan reaksi / disukai pengguna Twitter di Indonesia.

1. Konten yang relevan dengan brand, tapi tidak hard-selling

Sekitar 87% pengguna Twitter mengikuti akun resmi dari brand. Sekitar 59% pengguna Twitter vs 56% pengguna media sosial secara umum dapat memengaruhi keputusan pembelian yang menunjukkan pola interaksi dua arah antara brand dan pengguna Twitter.

Bagaimana sebuah brand mengkomunikasikan produk dan layanan mereka di Twitter tanpa terjebak dalam hard-selling yang menjemukan? Tokopedia (@tokopedia) dan Traveloka (@traveloka) seringkali memanfaatkan beragam fitur di Twitter seperti Twitter Poll dan emoji yang dirangkai dalam gaya bahasa informal dan terkadang berbalut humor yang ‘receh.’

Tokopedia (@tokopedia), misalnya, memanfaatkan fitur tagar dengan baik dan berhasil mempopulerkan kampanye mereka dengan fokus menggunakan tagar #MulaiAjaDulu dan #MauMulaiApaLagi yang memotivasi konsumen untuk berusaha mencari jalan mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam hidup.

Melalui akun Twitternya, Traveloka (@traveloka) berhasil menggambarkan bahwa travelling tidak melulu mengenai tempat baru. Lebih pentingnya lagi, travelling merupakan apa yang didapatkan di tempat baru tersebut seperti berbagai ragam makanan dan aktivitas yang dapat mempererat hubungan antar teman dan saudara.

2. Konten edukatif dengan bahasa yang mudah dimengerti

Berbeda dengan brand, dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian), Wikipedia Bahasa Indonesia (@idwiki), dan Historia (@historia_id) adalah akun di Twitter yang menyajikan konten edukatif. Ketika medium belajar tidak lagi terbatas oleh ruang kelas dan buku pelajaran, Historia (@historia_id) berhasil menghadirkan pelajaran sejarah di Twitter dan mengajak generasi digital untuk mengenali beragam momen dan tokoh penting dalam sejarah bangsa ini - selain juga menyajikan beragam fakta sejarah menarik dari mancanegara.

Sementara itu, dengan semboyan “Bebaskan Pengetahuan,” akun Wikipedia Bahasa Indonesia (@idwiki) menghadirkan berbagai konten ilmu pengetahuan umum, yang juga diselingi cuitan humoris bermuatan pelajaran. Dengan muatan konten ilmu pengetahuannya yang bersifat timeless, tidak heran cuitan dari akun ini menghasilkan engagement yang tinggi.

Dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian) adalah salah satu pakar medis yang rajin berbagi tips terkait kesehatan mental dan pesan-pesan motivasi kehidupan. Cuitan dari psikiater muda ini digemari karena berhasil menyampaikan pesan-pesan penting terkait psikologi menggunakan bahasa yang luwes dan mudah dimengerti.

3. Konten humoris yang relevan dengan keseharian pengguna

Victor Kamang (@vctrkmg) dan Andi Hiyat (@andihiyat), yang kontennya seringkali viral di Twitter, mengedepankan humor yang relevan dengan pengguna. Tak jarang cuitan-cuitan mereka dihubungkan dengan isu / topik terkini yang sedang menjadi pembicaraan online dan offline.

Victor yang juga berkarir sebagai seorang corporate lawyer, menggunakan Twitter untuk menyampaikan pendapatnya tentang beragam isu terkini. Cuitan-cuitannya juga diselingi dengan lawakan menggelitik, yang membuat kontennya banyak mendapatkan engagement dari warganet.

Sedangkan Andi Hiyat lebih sering mengedepankan cuitan-cuitan sendu terkait kisah percintaan. Konten yang ia cuitkan juga seringkali menjadi perbincangan karena dirasa relevan dengan kehidupan sehari-hari pengguna di Twitter.

Dalam kesempatan yang sama, Twitter juga berbagi insight dan tips bagaimana sebuah brand sebaiknya menggunakan Twitter dalam merencanakan kampanye mereka.

“Jika brand dapat memetakan karakteristik audiens serta menciptakan pola perbincangan yang relevan dengan apa yang sedang terjadi, akan mudah bagi mereka menjadikan kampanye brand-nya menjadi perbincangan audiens mereka,” ungkap Arvinder Gujral, Managing Director, Asia Tenggara, Twitter.  Ia juga menambahkan, “Dengan sifat Twitter yang real-time, penting bagi brand untuk mendengarkan keberagaman percakapan di platform kami. Percakapan ini adalah percakapan otentik dari para pengguna dan dapat menjadi sumber informasi bagi brand untuk mempelajari apa yang menjadi minat atau ketertarikan audiens mereka.”

Dwi Adriansah, Country Industry Head, Twitter Indonesia dalam rilis yang kami terima mengutarakan tiga alasan kenapa kita perlu ada di Twitter, “Pertama, konten yang kita cuitkan dapat membawa pengaruh. Twitter adalah platform untuk menyampaikan pendapat atau gagasan secara real-time. Jumlah pengikut tidak menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah cuitan, melainkan konten dengan nilai emosional, kreativitas tinggi dan alur cerita yang kuat. Kedua, pengguna Twitter terbuka terhadap ide baru. Karakter percakapan di Twitter pun menunjukkan pola interaksi dua arah antara brand dan pengguna. Ketiga, membawa perubahan. Twitter platform yang mengumpulkan beragam ide dan opini para pengguna dari percakapan sehari-hari. Dari percakapan ini, terbentuklah opini yang melahirkan inisiatif suatu gerakan. Banyak hal yang terjadi di Twitter mampu menciptakan call to action bagi pengguna Twitter dan membawa perubahan di dunia nyata.”
 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait