Dukungan Wolftank Bersama YKAN dalam Mangrove Volunteers Day

Romauli Gultom | 14 November 2019 | 11:44 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Grup band Wolftank berkolaborasi dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menggelar acara “Mangrove Volunteers Day”, yang diselenggarakan di Taman Wisata Angke, Jakarta Utara, Kamis (14/11).

Kegiatan penanaman mangrove ini diikuti personel Wolftank yang terdiri dari Tyo Nugros (Dewa 19), Ariyo Wahab (The Dance Company), Kin (The FI) dan Noey (Java Jive). Serta diikuti oleh Tony Wenas (Dewan Penasihat YKAN), perwakilan dari Hard Rock Café dan Brava Radio, serta mitra YKAN lainnya. 

Mangrove Volunteers Day ini merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan kampanye pelestarian mangrove yang juga dilakukan pada akhir Oktober lalu di Hard Rock Café, lewat ajang “I Like Monday, I Like Nature: Music for Conservation”. 

Dana yang terkumpul dari pertunjukan musik itu diperuntukkan untuk program konservasi dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta. Setiap pembelian satu buah tiket “I Like Monday, I Like Nature: Music for Conservation” menandai satu buah bibit mangrove yang kemudian ditanam bersama-sama di Arboretum, Taman Wisata Angke. 

Penanaman dilakukan di atas guludan yang mampu menampung 50 anakan mangrove yang terdiri dari paling tidak empat species yaitu Rhyzopora muncronata, R. apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, dan Avicennia.

Rangkaian kegiatan kampanye ini pun menjadi upaya untuk menyadarkan masyarakat luas akan pentingnya ekosistem mangrove bagi kawasan pesisir maupun perkotaan. Sejatinya, setiap individu dapat melakukan perubahan.

"Dulu, saya termasuk orang yang sering menebang mangrove karena dianggap mengganggu saat memancing. Pada saat itu, saya tidak tahu fungsi mangrove. Dan sekarang, setelah tahu lebih jauh tentang mangrove, saya tergerak untuk ikut ambil aksi dalam kampanye ini. Sekarang adalah saatnya untuk give back to nature,” kata Kin Aulia, gitaris Wolftank di sela penanaman mangrove di Taman Wisata Angke, Jakarta Utara.

Kampanye ini juga merupakan respons untuk memperbaiki kualitas udara Kota Jakarta, yang dalam beberapa bulan terakhir berdasarkan data dari Airvisual.com, masuk dalam kelompok kota-kota dunia dengan kualitas udara terburuk. 

Melansir riset dari The Nature Conservancy (TNC) yang dilakukan pada 2016, salah satu solusi untuk menciptakan kota yang sehat adalah dengan memanfaatkan infrastruktur alami. Dalam hal ini, hutan mangrove menjadi salah satu infrastruktur alami dengan kemampuannya menyerap dan menyimpan karbon hingga lebih dari 1.000 ton per hektar.

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, menjalin kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), berkomitmen untuk merestorasi ekosistem mangrove dan mengimplementasikan program pengelolaan terpadu melalui program MERA (Mangrove Ecosystem Restoration Alliance). 

“Wilayah mangrove Angke Kapuk menjadi titik awal berjalannya program MERA bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta. Saat ini kami sudah menyelesaikan tahapan pertama, yakni melakukan kajian ilmiah dan merancang master plan untuk tahapan restorasi dan pengembangan mangrove Angke Kapuk. Untuk memastikan upaya restorasi dan perlindungan mangrove Angke Kapuk berjalan efektif dan berkelanjutan,” ujar Muhammad Ilman, Direktur Program Kelautan YKAN. 

Sebagai informasi, hutan mangrove dikenal sebagai benteng pertahanan terakhir yang melindungi wilayah perkotaan dari ancaman banjir rob, erosi, tsunami, maupun sebagai penyaring air bersih, area pembibitan yang penting bagi ikan dan invertebrata, tempat persinggahan bagi burung-burung yang bermigrasi, serta menjadi sumber pangan maupun perekonomian masyarakat sekitarnya.

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait