Juara Masterchef Indonesia Season 5 Ungkap Salah Kaprah soal Matcha, Apa Saja?

Redaksi | 24 Januari 2020 | 02:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Siapa tak kenal matcha? Matcha merupakan teh hijau yang digiling hingga menyerupai bubuk atau tepung. Selain diminum, matcha punya banyak manfaat bagi Anda yang gemar berkreasi di dapur. Matcha bisa digunakan sebagai bahan perisa atau pewarna makanan dari kue mochi hingga es krim.

Hal tersebut diungkapkan juara Masterchef Indonesia musim kelima Stefani Horison dalam gelar wicara “Hari Matcha Nasional Bersama Matchamu” di Jakarta, baru-baru ini. Seperti diketahui, tanggal 14 Januari diperingati sebagai Hari Matcha Nasional. Namun dalam pandangan Stefani Horison, masih banyak salah kaprah seputar matcha di kalangan para ibu.

Stefani Horison menjelaskan, matcha sebenarnya sefleksibel bubuk cokelat. “Bubuk cokelat cenderung pahit tidak ada rasanya. Matcha lebih gampang dikreasikan karena bisa dicampur dengan susu untuk dijadikan minuman hingga dicampur dengan vla. Ia menyerupai pasta. Digunakan untuk apapun bisa kecuali digoreng karena aromanya berpotensi hilang. Bisa sih tapi harus hati-hati sekali,” ungkap Stefani Horison. Ia menambahkan, banyak yang salah kaprah dengan menyebut matcha sebagai bahan baku.

“Salah, dia beda dengan tepung. Matcha adalah perasa. Salah kaprah yang sering saya temukan juga, matcha digunakan sebagai pewarna. Berharap dengan penggunaan matcha warna makanan menjadi lebih tajam. Padahal jika terlalu banyak digunakan, rasa makanan menjadi pahit karena rasa dasarnya memang pahit,” Stefani mengingatkan. Saat ditanya apa yang terlintas di benak saat mendengar kata matcha, Stefani Horison menyebut latte. “Kalau mendengar kata matcha yang terlintas di benak saya latte. Karena rasanya lebih gurih, enak banget. Susu dipadu matcha saja enggak enek, gurih, dan enak banget,” imbuhnya.

Fungsi utama matcha, bagi Stefani, untuk memanjakan lidah. Melengkapi penjelasan Stefani Horison, Tea Executive Officer Matchamu, Lintang Wuriantari menyatakan, matcha memiliki sejarah panjang lebih dari 800 tahun. Di Jepang, matcha menjadi bagian dari warisan keluarga dan budaya turun temurun. “Matchamu belajar banyak hal baik dari bagaimana matcha itu dihasilkan. Value ini kami jaga dengan baik dari awal Matchamu lahir hingga ke skala manufaktur. Kami berkreasi hingga lahir berbagai menu dari matcha itu sendiri, sakura latte, banana latte, pineapple latte, teh tarik, dan masih banyak lagi,” urainya.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait