Ini Ancaman yang Jarang Disadari Pengguna Internet

Redaksi | 13 Maret 2020 | 23:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pengguna internet banyak yang tak menyadari kalau haknya  sering dilanggar, terutama yang menyangkut privasi. 

Menurut CEO Digital Forensic Indonesia Ruby Alamsyah, ada 13 juta data pribadi pengguna internet di Indonesia (termasuk nama lengkap, alamat, e-mail, nomor telepon, kata sandi terenkripsi, dan alamat IP) yang dijual seharga Rp20 juta ke sejumlah  pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Hal tersebut menyebabkan keadaan darurat bagi perlindungan privasi dan data pribadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang akan menerapkan Regulasi Umum Bagi Perlindungan Data (GDPR). Pemerintah Indonesia sebenarnya telah menggarap RUU Perlindungan Data Pribadi  yang berfokus pada keamanan data perorangan. Dalam RUU tersebut, informasi hanya bisa digunakan untuk alasan yang disetujui oleh pemilik data, dan perdagangan data pribadi akan dilarang. Meski begitu, masih ada sejumlah perusahaan yang menggunakan teknologinya untuk memantau kita agar mendorong perilaku tertentu (klik, pembelian produk, perubahan perasaan, dukungan/pilihan atau sebuah aksi) demi keuntungan pribadi. 

Saat ini,  kita berada di zaman surveillance economy atau dikenal pula istilah surveillance capitalism, di mana hubungan antara pengguna dengan perusahaan teknologi memicu tumbuhnya sebuah bentuk ekonomi digital--strategi ekonomi di mana perusahaan mengamati segala yang kita katakan dan lakukan, dan mengubah informasi tersebut menjadi keuntungan. Konsep ini juga merupakan penyebab mengapa kita sering melihat iklan produk yang baru saja kita cari dan kita bicarakan secara online.

Melihat fenomena itu, Mozilla, organisasi nirlaba pelopor dan pendukung konsep open web, mengangkat “Aspek Kesadaran” sebagai tema bagi sektor internet pada 2020, dengan mengimbau pengguna agar menyadari realitas yang terjadi di internet dan waspada terhadap bahaya dari surveillance economy.  “Dikarenakan mayoritas perusahaan-perusahaan besar memperlakukan pengguna sebagai bahan baku gratis untuk memprediksi tren komersial dan memanipulasi perilaku secara tersembunyi, kita sedang menghadapi ancaman besar terhadap hak-hak dasar manusia. Semakin banyak orang mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang pemantauan aktivitas di internet (internet surveillance). Sebagai pelopor open web, Mozilla selalu siap mendukung warga digital, dan kami akan mengambil peran penting dalam membantu menemukan solusi untuk melawan aksi yang tidak adil ini,” tutur Stan Leong, Vice President & General Manager of Emerging Markets Mozilla.

Untuk memahami aspek dari surveillance economy, Mozilla menerima berbagai komentar dan gagasan yang disampaikan karyawan dan anggota komunitasnya melalui lokakarya bagi pegawai dan MozFest 2019 di London. Melalui  lokakarya tersebut, Mozilla mengangkat tiga masalah terbesar yang menjadi pokok utama dari surveillance economy:

- Tereksposnya data:

Orang-orang secara tidak sadar akan dibebankan oleh ketidakamanan privasi

- Tersingkirnya kepentingan pengguna:

Berbagai perusahaan besar akan berlomba-lomba menimbun data dan berkompetisi secara diam-diam demi keuntungan pribadi

- Tereksploitasinya pengguna:

Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengawasi bagaimana data konsumen digunakan

Saat ini selain hanya dapat menyetujui pengumpulan dan pengawasan data oleh perusahaan, kita hanya memiliki sedikit pilihan dalam kehidupan digital. Untuk memerangi ketidakseimbangan hak dalam surveillance economy, Mozilla menyajikan tiga usaha untuk mengubah sistem ini:

- Memperkuat Kesadaran dan Identitas:

Mengubah konsep persetujuan dari "kontrol atas privasi Anda" menjadi "kekuasaan atas identitas Anda."

- Pengalihan Data:

Membawa nilai baru, transparansi, dan kekuatan bagi pengguna melalui kontrol dan kepemilikan data.

- Mozilla sebagai Layanan:

Mozilla melakukan praktik data dan infrastruktur yang lebih sehat dan mendorong gerakan data untuk kebutuhan yang lebih baik.

Di tahun 2020 ini, Mozilla Emerging Market Group berfokus pada advokasi internet sehat dan mengeksplor peluang-peluang dalam inovasi produk untuk menangani masalah surveillance economy. Hal ini diharapkan mampu memberikan kesempatan dan teknologi yang benar-benar dapat berguna bagi pengguna dan memungkinkan semua orang mendapatkan manfaat dari dunia digital.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait