Bercerai di Usia Lanjut, Ini 10 Kesalahan Utama yang Harus Dihindari

Wida Kriswanti | 17 Mei 2021 | 18:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Perceraian tidak mengenal usia. Ada yang bercerai saat masih muda dan usia pernikahan pun masih singkat. Tak menutup kemungkinan perceraian terjadi saat suami dan istri berusia lanjut dan pernikahan pun sudah berlangsung puluhan tahun. Semua bisa saja terjadi dan tak seorang pun bisa mencegahnya.

Akan tetapi, saat seorang wanita berada dalam posisi menghadapi perceraian di usia yang tak lagi muda, ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Tidak lain demi meminimalkan risiko pasca perceraian yang jelas tidak mudah. Dilansir dari Pure Wow, berikut 10 kesalahan yang harus dihindari mereka yang bercerai di usia lanjut.

1. Mengesampingkan risiko sebelum benar-benar siap bercerai

Berusia lanjut tak lantas membuat seseorang matang dalam memahami risiko perceraian. Banyak terjadi, mereka yang bercerai di usia lanjut mengalami penyesalan. Terutama ketika mendapati hidup bercerai tak berhasil membuat hidupnya lebih enak atau bahagia. Maka penting untuk dipikirkan matang-matang ketika muncul niatan berpisah dari pasangan.

2. Tidak memahami apa-apa soal ekonomi keluarga

Banyak urusan keuangan dipegang penuh suami. Istri hanya menerima tanpa pernah benar-benar tahu berapa banyak sumber keuangan keluarga, dari mana saja, dan apa saja yang akan menjadi haknya ketika bercerai. Terutama, bagaimana mengelolanya ketika suami tak lagi bersama kita. Duh, PR banget ini.

3. Tidak membentuk tim keuangan yang terpercaya

Ya, Anda tidak bisa sendirian dalam menghadapi sesuatu yang berhubungan dengan hukum. Perceraian di usia lanjut biasanya melibatkan banyak aset, harta, dan lain-lain, yang harus lebih jelas pembagiannya. Jangan ragu meminta bantuan ahli.

4. Tidak membayangkan sejauh apa hidup Anda akan berubah setelah bercerai

Kebanyakan orang berusia lanjut memandang perceraian dengan cara yang terlalu sederhana. Misalnya, bercerai berarti jadi hanya menyiapkan satu piring di meja. Padahal tidak. Anda juga harus siap untuk tidak ada tempat bertanya ketika kesulitan mengoperasikan gadget, atau bahkan harus berani ke supermarket terdekat sendirian.

5. Tidak terbuka pada keluarga besar

Mungkin karena malu atau alasan lainnya, mereka yang bercerai di usia lanjut cenderung mengisolasi diri. Menjauh dari anggota keluarga lainnya, sahabat, dan atau berhenti bersosialisasi dengan lingkungan. Jangan lakukan ini. Karena bagaimanapun, perceraian tetap terasa berat dan emosional bagi mereka yang berusia lanjut sekalipun.

6. Curhat ke pengacara

Jangan mentang-mentang berhubungan intens dengan pengacara selama proses perceraian, lalu Anda jadi sekalian curhat. Jangan. Karena pengacara tidak bisa menyelesaikan masalah emosi Anda. Temui terapis atau psikolog jika merasa benar-benar membutuhkan bantuan.

7. Membiarkan emosi memengaruhi proses pengambilan keputusan

Emosi biasanya tidak stabil atau tidak menetap selamanya. Jangan sampai ketika emosi Anda baik, keputusan-keputusan yang telanjur diambil dan harus dijalani ternyata memicu penyesalan.

8. Terburu-buru

Setiap perceraian membutuhkan proses dan waktu yang bisa jadi berbeda satu sama lain. Jangan terburu-buru dan jangan sengaja mempercepat prosesnya. Jalani saja sesuai ritmenya agar tidak ada hal penting terlewatkan.

9. Tidak membuat rencana masa depan

Walau sudah berusia lanjut, Anda tetap memiliki masa depan yang harus dihadapi. Maka sambil menyiapkan perceraian, siapkan pula rencana masa depan Anda. Meliputi di mana Anda akan tinggal, mendapatkan penghasilan dari mana, dan lain-lain.

10. Membiarkan diri Anda berpikir bahwa dunia sudah berakhir

Perceraian bukanlah akhir dari kehidupan. Dunia Anda mungkin hancur, tapi tidak berakhir. Jadi tetaplah semangat dan optimistis menghadapi perceraian. Mendekatlah dengan mereka yang tulus mendukung Anda. Carilah penghiburan dan ketenangan bersama mereka. Jangan menenggelamkan diri sendiri dalam kesedihan.

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait