Diabetes, Si Pembunuh Dalam Senyap Terus Mengintai 

Dewi Chandra (Anggota Perempuan Indonesia Satu) | 11 Oktober 2021 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Penyakit diabetes ternyata bisa membunuh dalam senyap. Penderita diabetes kerap tak menyadari gejala penyakit ini, padahal diabetes salah satu penyakit penyebab kematian yang umum di Indonesia. Apalagi, jumlah penderita diabetes di Tanah Air terus meningkat.

Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, tercatat angka prevalensi diabetesi di Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah mencapai 8,5%, yang berarti sekitar 1 dari 12 orang Indonesia menderita diabetes.

Angka tersebut bisa meningkat mencapai total 30 juta orang penderita diabetes pada 2030. Lebih dari itu, saat ini terdapat sekitar 10 juta penderita kencing manis. Berarti, dalam 10 tahun kedepan jumlah ini bisa meningkat hingga dua sampai tiga kali lipat. 

Yang mengkhawatirkan, penyakit ini seringkali tak terdiagnosis, persentasenya hampir mencapai 75%. Artinya, sekitar 3 dari 4 diabetesi di Indonesia tidak menyadari dirinya terkena diabetes. Padahal, diabetes merupakan penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung.

Pentingnya deteksi dini

Diabetes memang kerap muncul tanpa gejala. Orang baru menyadarinya ketika kondisi penyakit telah parah. Inilah yang membuat diabetes disebut sebagai pembunuh dalam senyap.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, tekanan darah tinggi dan amputasi tubuh bagian bawah.

Penderita diabetes memiliki risiko penyakit jantung hingga 2,6 kali lebih tinggi. Semakin tinggi kadar gula darah diabetes maka semakin tinggi pula ancaman risiko penyakit jantung.

Tak hanya itu, International Diabetes Federation (IDF) juga melaporkan diabetesi memiliki risiko penyakit ginjal tahap akhir sampai 10 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang sehat.

Sederet risiko tersebut membuat diabetes menjadi salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kematian. Pada tahun 2016, sekitar 1,6 juta kematian diperkirakan disebabkan diabetes secara langsung.

Pada 2019, IDF melaporkan 4,2 juta kasus kematian pada usia 20-79 tahun di dunia berkaitan dengan diabetes dan komplikasinya. Ini artinya setiap 8 detik ada 1 kasus kematian di dunia akibat diabetes dan komplikasinya.

Pemicu diabetes

Menurut dr. Arif Koswandi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Awal Bros Batam, diabetes merupakan kondisi saat tubuh seseorang tidak dapat mengendalikan kadar gula darah.

Hal tersebut, lanjutnya, menyebabkan kadar gula darah meningkat (hiperglikemia) dan terjadi secara berkepanjangan (kronik). Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan.

Selain itu, dr. Arif menyebutkan, diabetes terbagi menjadi tipe 1, tipe 2 dan tipe Gestasional. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.

Sedangkan diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Alhasil, insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik.

Lalu terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan. 

Penting diketahui, diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena hingga kini pemicunya belum diketahui. Menurut British National Health Service (BNHS), gejala diabetes tipe 1 cenderung muncul saat anak-anak atau remaja, serta lebih parah.

Sementara itu, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Masih menurut BNHS, orang yang lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 adalah kelompok umur di atas 40 tahun atau 25 tahun di antara orang Asia selatan.

Selain itu, risiko memiliki diabetes tipe 2 semakin tinggi jika memiliki orang tua atau saudara sekandung penderita diabetes, kelebihan berat badan atau obesitas.

Cegah komplikasi

Dr Susie Setyowati, konsultan endroktrin, metabolik, diabetes di Jakarta mengatakan penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan agar tak terjadi komplikasi.

Cara pencegahannya yaitu dengan menjaga asupan makan, berolahraga serta menghentikan rokok, juga kebiasaan yang dapat menyebabkan komplikasi terutama bagi penderita jantung.

Dia menjelaskan, mengurangi berat badan 10% saja, bisa mengurangi risiko diabetes besar. Oleh karena itu, Dr Susie menyarankan untuk melakukan beberapa aktivitas fisik rutin guna membantu menurunkan gula darah, juga mencegah diabetes tipe 2.National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit selama 5 kali dalam satu minggu. Sementara National Health System Inggris menyarankan latihan aerobik selama 2,5 jam per minggu, seperti jalan cepat dan menaiki tangga.
 

Penulis : Dewi Chandra (Anggota Perempuan Indonesia Satu)
Editor: Dewi Chandra (Anggota Perempuan Indonesia Satu)
Berita Terkait