Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Ini yang Perlu Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan Anak  

Redaksi | 15 Oktober 2021 | 10:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Wacana sekolah tatap muka sudah digulirkan sejak tahun lalu. Namun realisasi sekolah tatap muka baru ditetapkan dan diatur oleh Pemerintah. Hingga saat ini, baru beberapa sekolah yang menjalani sekolah tatap muka.

Aturan ini dikeluarkan menimbang penurunan kasus covid-19 di Indonesia, akan tetapi tetap diperlukan kewaspadaan dari berbagai pihak dengan adanya lonjakan kasus setelah sekolah tatap muka diberlakukan.

"Dengan diberlakukannya sekolah tatap muka, orang tua harus tetap waspada dan memberikan perlindungan dari sisi kesehatan bagi anak," ujar CEO Lifepack & Jovee Natali Ardianto.

Natali mengungkapkan, kami terus memantaume perkembangan kasus Covid-19, salah satunya dimulainya sekolah tatap muka sejak 30 Agustus 2021 kemarin hingga adanya klaster baru sekolah tatap muka. 

Melihat kondisi tersebut, kami turut ambil bagian memberikan layanan kesehatan yang dibutuhkan. Dari sisi kuratif kami menghadirkan paket isolasi mandiri (isoman) untuk anak-anak. 

Sementara, untuk tindakan preventif, kami juga menyediakan kebutuhan suplemen dan vitamin untuk anak. Mengingat masih terdapat angka penyebaran kasus covid pada anak, sekolah tatap muka perlu dipantau secara khusus agar tidak menyebabkan klaster baru covid-19 di sekolah-sekolah lainnya.

Mengacu data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) menunjukan, tingkat positivity rate covid-19 pada anak usia 0-5 tahun mencapai 2,9% dengan case fatality rate sebesar 0,5%. Sedangkan untuk usia remaja 6-18 tahun, positivity rate berada di 10,1% dan case fatality rate menyentuh 0,5%. 

Melihat data tersebut, tingkat penyebaran virus covid-19 masih cukup tinggi untuk anak-anak dan dibutuhkan perhatian berbagai pihak agar sekolah tatap muka dapat tetap aman dilaksanakan.

“Senada dengan data yang dikeluarkan oleh Satgas Covid-19, data terbaru kami menunjukan tingkat penebusan resep obat dan vitamin untuk anak usia 0-10 tahun cukup tinggi. Maka dari itu, dengan adanya peningkatan tersebut kami bergerak cepat melakukan inisiasi membuat paket isoman khusus untuk anak-anak agar memberikan kemudahan bagi orang tua yang sedang melakukan perawatan untuk anak di rumah,” ungkap Natali.

Paket isoman ini tentunya telah kami sesuaikan dengan ketentuan yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/5671/2021 tentang Manajemen Klinis Tatalaksana Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pada Bab IV mengenai Derajat Gejala dan Tatalaksana Klinis Pasien Covid-19 Neonatus, Anak, dan Remaja. 

Di mana untuk semua pasien covid-19 terkonfirmasi telah diatur untuk penggunaan dosis maksimal vitamin. Usia 1-3 tahun dosis vitamin c 400 mg/hari, usia 4-8 tahun 600mg/hari, usia 9-13 tahun 1,2 gram/hari, 12-18 tahun 1,8mg/hari. Lalu untuk konsumsi zinc maksimal 20 mg/hari, sedangkan untuk vitamin D3 di bawah usia 3 tahun 400IU/hari dan di atas usia 4 tahun ke atas 1000 IU/hari.

"Paket isoman anak sudah bisa didapatkan oleh para orang tua untuk anak-anaknya yang terkena covid-19, dengan gejala ringan hingga sedang yang sedang melakukan isoman di rumah. Paket isolasi mandiri Lifepack berisikan vitamin D 400 IU, vitamin C 500mg, dan multivitamin," jelas Natali.

Harga paket isoman anak mulai dari 30 ribu rupiah. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi call center Lifepack. Natali menambahkan, kami mengupayakan kemudahan akses layanan kesehatan untuk masyarakat Indonesia, khususnya tebus resep obat dan vitamin yang dijamin asli dan harga termurah. Kami berharap layanan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait