Kehidupan Seks Mulai Redup? Ini 12 Cara Meningkatkan Gairah Anda dan Pasangan

Redaksi | 15 Agustus 2022 | 18:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Siapa yang bisa membantah pentingnya hubungan seks dalam perkawinan? Kepuasan seks mungkin bukan faktor paling utama dalam keutuhan rumah tangga, tapi salah satu yang terpenting. Kebutuhan seks yang terpuaskan membantu mengokohkan hubungan, mencerminkan keintiman, dan melepaskan stres. Hubungan seks jangka panjang yang memuaskan ditentukan banyak faktor dalam hubungan suami istri. Maka tidak bijaksana memisahkan seks dari faktor-faktor lain itu.

Kalau Anda stres, depresi, atau sekadar lelah dan kehabisan energi, efeknya pasti terlihat dari hilangnya gairah seks (libido) . Bila tidak diatasi, redupnya libido akan mendatangkan serangkaian masalah baru, seperti kurangnya keintiman, perasaan bersalah, frustrasi, kemarahan, dan dendam dari pasangan yang merasa tidak terpuaskan. Saat terserang stres, amat  penting mengusahakan terjalinnya keintiman, komunikasi, dan kontak mesra dengan pasangan di luar kamar tidur. Dengan demikian keintiman seks memiliki peluang untuk bertahan.

Sikap tenang dalam bercinta jadi titik mula tercapainya kepuasan seks. Penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas dan keintiman sering kali dianggap lebih berarti dibandingkan orgasme, utamanya bagi wanita. Maka, biarkan diri Anda menikmati seks dan mengekspresikan diri. Menahan diri dan sikap kaku mengenai apa yang boleh dan tidak boleh, biasanya berakar pada peristiwa masa kecil dan pandangan orangtua atau figur otoritas lainnya yang mereka sampaikan mengenai seks. Kalau pandangan itu membatasi, Anda harus berani mempertanyakannya dan menggantikannya dengan yang baru. Ikuti kepuasan yang dirasakan tubuh Anda dan anggaplah sebagai petualangan.

Berikut ini 12 kiat komprehensif yang kami petik dari buku Free Yourselves from Harmful Stress yang ditulis Trevor Powell. Semoga bermanfaat.  

1.    Pilih pasangan yang tepat.

Hubungan seks yang baik sukar dipertahankan jika Anda merasa tidak tertarik atau terangsang oleh pasangan. Sukar menjelaskan letak chemistry (kontak batin) antara sepasang kekasih. Tapi kebanyakan orang secara instingtif tahu apakah mereka tertarik atau tidak pada seseorang. Dilihat dari latar belakang perasaan saling tertarik –yaitu afeksi, kejujuran, dan kepercayaan--, kepuasan seks pasti bisa tercapai.

2.    Terimalah fakta perasaan seksual itu berubah-ubah.

Sejalan waktu, intensitas gairah antara sepasang kekasih menyurut dan menyurut pula peran seks dalam hubungan. Namun demikian, Anda bisa mendapat kompensasi kehilangan gairah itu dengan menumbuhkan hubungan yang mendatangkan perasaan nyaman dan percaya. Anda dan pasangan tahu apa yang membuat satu sama lain puas. Tingkat ketertarikan seks juga menurun bertepatan dengan perubahan hormonal selama dan sesudah kehamilan dan masa-masa stres.

3.    Pelihara komunikasi.

Bicaralah mengenai seks, apa yang Anda sukai dan tidak sukai, dan kebutuhan-kebutuhan lain di luar seks. Pria mungkin memiliki selera seks lebih besar dan lebih memperhatikan ereksi dan orgasme, sementara wanita mungkin lebih memikirkan keintiman. Perbedaan ini harus didiskusikan dan dikompromikan untuk menemukan jalan ke luar terbaik. Kalau Anda sedang tidak mood bercinta, belajarlah mengatakan "tidak" dan tolak undangan mesra itu tanpa membuat pasangan merasa ditolak.

4.    Didiklah diri Anda soal seks.

Bacalah buku petunjuk mengenai seni bercinta. Informasi mengenai mekanisme rangsangan, kebutuhan untuk foreplay, dan perubahan fisik selama bercinta penting untuk dipelajari.

5.    Cintai tubuh Anda.

Perhatikan baik-baik bentuk tubuh Anda di muka cermin. Pikirkan bagian mana yang Anda suka dan cobalah menyukai bagian yang Anda benci. Sentuhlah diri Anda dan beri tahu pasangan bagian mana yang Anda ingin ia sentuh.

6.    Pelajari apa yang membuat Anda puas.

Dengan menyentuh tubuh sendiri, Anda bisa menemukan rangsangan seperti apa yang mengena bagi Anda. 

7.    Temukan apa yang Anda berdua sukai.

Apa yang menggairahkan Anda mungkin tidak disukai pasangan. Eksperimenlah berbagai cara bercinta dan berusahalah saling memberi kepuasan. Bicara selagi bercinta, usahakan spesifik dalam mengutarakan keinginan Anda.

8.    Atasi rasa takut.

Kalau Anda merasa terkekang, pikirkan kembali mengapa Anda masih menganggap seks sebagai perbuatan "berdosa", "kotor", "tidak boleh dibicarakan". Kembangkan fantasi Anda dengan melihat buku, majalah, atau video. Imajinasi adalah tempat aman untuk membiarkan rasa takut Anda pergi. Bereksperimenlah dengan perasaan-perasaan yang belum pernah Anda kenal. Praktekkan membebaskan diri saat bercinta. Bernafaslah lebih berat dan bersuaralah lebih keras.

9.    Egoislah sekaligus murah hatilah.

Bercinta adalah gabungan keegoisan dan kemurahan  hati. Egois berarti Anda meminta apa yang Anda maui dan mengambil yang Anda butuhkan. Murah hati berarti berkonsentrasi pada kepuasan pasangan dan memberikan apa yang dia inginkan. Tunjukkan pasangan apa yang Anda sukai dan bagian mana yang Anda ingin ia sentuh atau sentuhlah tubuh Anda sendiri.

10.    Luangkan waktu.

Pada awal hubungan, Anda meluangkan waktu untuk bercinta. Anda sebaiknya melanjutkan kebiasaan ini jika ingin kepuasan seks Anda terus terpenuhi. Berangkat tidur tepat waktu dan luangkan waktu untuk seks. Dengan demikian seks tidak perlu dilakukan larut malam ketika Anda sudah sangat lelah. Ciptakan atmosfir yang tepat dan itu butuh usaha. Jangan tergesa-gesa. Sediakan waktu untuk saling menyentuh, dan perlahan-lahan tingkatkan gairah sebelum akhirnya mencapai klimaks.

11.    Cobalah variasi.

Pecahkan rutinitas dengan mencoba variasi. Bercintalah di tempat berbeda, selain di ranjang, pada jam yang tidak lazim, dengan posisi variatif, dan dimulai pihak yang tidak biasa. Atau bacalah majalah dan buku erotis berdua. Pijat pasangan dengan minyak beraroma. Banyak ide untuk dicoba, bukan?

12.    Cobalah fleksibel.

Kepuasan seks berarti pengakuan terhadap kebutuhan untuk bersikap fleksibel dan adaptif. Sebagaimana selera kita terhadap makanan berubah-ubah, demikian pula selera seks kita. Terimalah fakta kalau pada satu waktu kita mau makanan lengkap, sementara di waktu lain kita lebih suka camilan cepat. 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait