Brawijaya Hospital Antasari Buka Pusat Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu

Redaksi | 4 September 2022 | 05:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menstruasi jadi masalah yang harus dihadapi wanita setiap bulannya. Pertanyaan dan keluhan seputar menstruasi seolah tak pernah ada habisnya. Berangkat dari keresahan para pesien, Brawijaya Hospital Antasari akhirnya meluncurkan Pusat Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu untuk membantu para wanita memecahkan masalah kesehatan terkait menstruasi.

"Sudah ada beberapa kasus yang datang dalam kondisi yang sudah terlambat. Oleh sebab itu kita punya keinginan yang cukup kuat, bagaimana caranya kita bisa memberikan layanan kepada mereka yang membutuhkan sehingga mereka tahu dan tidak terlambat," kata Dr. UF Bagazi, Sp.OG selaku Direktur Utama Brawijaya Hospital Antasari.

"Semua yang berhubungan dengan gangguan haid yang mungkin dikeluhkan dari remaja sampai usia menopause, kami berusaha secara komprehensif bisa menangani itu," sambungnya.

Data global menyebut angka kejadian dari gangguan haid pada wanita usia subur di Indonesia berada di angka 1:10 pasien. Tingginya angka tersebut menjadikan Brawijaya Hospital Antasari fokus dalam membentuk layanan gangguan haid terpadu ini.

Layanan ini meliputi layanan yang komprehensif dalam serangkaian pemeriksaan, diagnostik, hingga terapi dalam penanganan seluruh keluhan gangguan haid yang timbul. Seluruh keluhan yang dialami oleh wanita dapat ditangani oleh tim ginekologi di tempat ini.

Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu sendiri mengusung konsep one step service yang mengedepankan ketepatan diagnosis dini hingga penanganan yang bersifat advance dan komprehensif.

Direktur Operasional Brawijaya Healthcare Group Rima Fatmasari, Ssi, Apt, MARS menyampaikan dengan adanya layanan ini, diharapkan dapat meningkatkan layanan terkait gangguan haid untuk wanita hingga anak. Selain itu, dia juga berharap dengan adanya layanan ini, masyarakat semakin teredukasi dan tidak abai dengan gangguan haid.

"Dengan adanya layanan ini, diharapkan dapat meningkatkan quality offline dari wanita Indonesia akibat gangguan haid. Semoga bisa tersosialisasikan dengan baik. Layanan ini juga diharapkan dapat memecahkan masalah dari kesehatan wanita dan anak yang berkembang di masyarakat," tutup Rima.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait