Travelling ke Malioboro Jangan Terjebak di Warung Nuthuk, Ada Satgas Khusus

TEMPO | 3 Januari 2019 | 20:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Di Jalan Malioboro Yogyakarta dikenal banyak tempat wisata kuliner yang nikmat dan murah. Warung-warung lesehan di pinggir jalan biasanya mematok harga terjangkau dengan menu sederhana. Namun di musim liburan, ada kalanya pedagang berupaya mengambil kesempatan dengan menaikkan harga makanan dan minuman yang disajikan.

Menanggapi ini, pemerintah Yogyakarta tak tinggal diam. Ulah pedagang seperti itu akan mencoreng citra pariwisata dan membuat pelancong kapok datang ke Yogyakarta. Para pedagang warung lesehan yang seenaknya menaikkan harga di masa liburan disebut juga sebagai warung 'nuthuk' atau warung 'ngepruk'.

Istilah warung nuthuk ini diambil dari percakapan sehari-hari yang dimaknai memberikan harga seenaknya, sehingga membuat pengunjung dirugikan. Peristiwa yang paling mengemuka terkait warung 'nuthuk' ini terjadi pada 2017. Saat itu sebuah warung lesehan di Jalan Malioboro, Yogyakarta ditutup paksa petugas Unit Pelaksana Teknis Malioboro Yogyakarta.

Pengelola warung tersebut terbukti menerapkan harga sewenang-wenang. Sebelum ditutup, warung itu sempat viral di media sosial karena menerapkan harga yang tak wajar. Dari bon pembayaran yang diunggah tercantum 4 potong ayam goreng seharga Rp 120 ribu, 2 porsi nasi gudeg Rp 90 ribu, 2 gelas es jeruk Rp 18 ribu, 4 gelas teh manis Rp 32 ribu, dan beberapa pesanan lainnya. Total dari 9 menu yang dipesan, si pengunjung harus membayar Rp 490 ribu termasuk pajak 10 persen.

Agar kejadian seperti ini tak terulang, pemerintah Yogyakarta membentuk Satuan Tugas Khusus yang menyamar selama musim liburan. "Pengunjung bisa melapor jika mengalami hal yang tidak menyenangkan seperti ini," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Petugas yang mengawasi warung lesehan ini adalah unit bentukan dari satuan polisi pamong praja. Mereka menyebar dari ujung Jalan Malioboro sampai kawasan Titik Nol Kilometer, hingga tiap ruas Jalan Sirip.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait