William Wongso Ajak Masyarakat Lestarikan Kuliner Nusantara dengan Makanan Ramah Iklim

Romauli | 15 Februari 2021 | 00:38 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sistem pangan berkontribusi besar terhadap krisis iklim yang sedang berlangsung di bumi.

Sistem pangan saat ini menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menyebabkan sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Omar Niode Foundation, Terzian Ayuba Niode di tengah peluncuran e-book berjudul "Memilih Makanan Ramah Iklim +39 Resep Gorontalo karya Amanda Katili Niode dari Climate Reality Indonesia bersama Ahli Teknologi Pangan, Zahra Khan pada Minggu, (14/02) melalui sebuah acara talkshow virtual.

“Terlebih dengan terjadinya Pandemi COVID-19 semakin membuktikan adanya kebutuhan mendesak untuk mengubah sistem pangan dunia, karena pandemi sekarang terjadi akibat menularnya penyakit dari hewan ke manusia (zoonosis),” tutur Terzian.

E-Book Memilih Makanan Ramah Iklim +39 Resep Gorontalo ini bisa diunduh gratis di http://bit.ly/e-bookmakananramahiklim

Buku ini mencoba mengenalkan konsep makanan ramah bumi dari berbagai aspek terkait dan peranannya dalam menyikapi krisis lingkungan. Tak hanya itu, juga menampilkan resep-resep makanan ramah bumi yang dapat dicoba, khususnya makanan tradisional Gorontalo.

Melalui buku tersebut Omar Niode Foundation ingin mengajak masyarakat memilih makanan ramah iklim. Untuk itu, menurut Terzian, makanan perlu diubah guna masa depan yang sehat bagi manusia maupun Planet Bumi. 

“Idealnya dengan mengurangi konsumsi daging serta makanan yang diproses, untuk kemudian mengarah ke makanan yang lebih berbasis nabati,” kata Terzian.

Selain itu, Terzian menambahkan, diperlukan konsumsi dan produksi Berkelanjutan (Sustainable Consumption & Production)  oleh semua pemangku kepentingan secara global termasuk konsumen dan produsen, dengan perubahan secara terpadu dan sistematis.

Pakar Kuliner, William Wongso juga mendukung upaya-upaya pelestarian budaya kuliner nusantara. 

“Di era sosial media dan internet seperti saat ini, satu hal yang tidak dapat kita lakukan adalah meng-googling rasa, experience itu harus dicoba langsung. Tapi kita dapat menginformasikan budaya kuliner bangsa Indonesia yang beragam ini lewat internet, dan menarik orang untuk mencoba,” ujarnya.

William menambahkan, “Dengan makin majunya peradaban  kita tidak boleh mengabaikan budaya kuliner bangsa Indonesia. Selain melestarikan, kita wajib untuk meningkatkan citra Tradisi Kuliner Indonesia, agar bisa masuk dan dikenal dalam peta kuliner dunia.”

Peluncuran e-book ini juga mendapat tanggapan dari Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, yang juga menuliskan  kata sambutannya dalam e-book.

“Saya menyambut baik diterbitkannya e-book ini dengan harapan agar lebih banyak lagi upaya serupa untuk melestarikan resep dan tradisi kuliner Nusantara guna melindungi warisan budaya dan alam Indonesia,” ujar Rachmat Gobel.

Ia mendorong masyarakat agar melestarikan tradisi kuliner dengan memilih makanan lokal ramah iklim. Menurutnya, selain bisa menyelamatkan lingkungan memilih makanan lokal juga bisa membantu perekonomian daerah.

Penulis : Romauli
Editor: Romauli
Berita Terkait