Floating Utopias Hadir di ArtScience Museum

Panditio Rayendra | 11 Mei 2019 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - ArtScience Museum mengundang para pengunjung untuk berjalan-jalan ke dunia alternatif, Floating Utopias melalui pameran terbaru yang akan dibuka pada 25 Mei mendatang.

Sejak kali pertama balon udara menghiasi langit di abad ke-18, objek tiup telah mengilhami imajinasi publik akan mimpi utopis seperti kastil di langit, laboratorium terapung, dan kota- kota di atas awan. Floating Utopias adalah pameran yang riang nan puitis, yang mengeksplorasi sejarah sosial dari beragam objek tiup, hingga memperlihatkan bagaimana mereka telah berkontribusi dalam karya seni, arsitektur, dan kegiatan sosial selama beberapa dekade terakhir.

Pengunjung dapat menantikan pengalaman visual yang memukau melalui lebih dari 40 karya seni yang dirancang oleh sedikitnya 15 seniman lokal dan internasional, termasuk Ant Farm, Tools for Action (Artúr van Balen dan Tomás Espinosa), Eventstructure Research Group, Anna Hoetjes, Luke Jerram, Franco Mazzucchelli, Ahmet Ögüt, Marco Barotti, Tomás Saraceno, Graham Stevens, The Yes Men, dan UFO.

Hasil karya yang mengesankan dari beragam objek tiup tersebut akan disampaikan melalui delapan patung berskala besar berisi udara dan tergantung di dalam galeri, menciptakan serangkaian momentum yang dramatis di sepanjang pameran.

Dengan penemuan balon udara panas, untuk pertama kalinya umat manusia dapat melampaui batas dari hanya sekedar memijakan kaki di tanah dan mulai mengeksplorasi Bumi dari atas langit. Floating Utopias mengajak pengunjung bereksplorasi bagaimana penemuan penting ini membentuk pemahaman kita atas dunia dan tempat tinggal kita di dalamnya. Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah balon dapat menjadi sumber daya tarik publik di abad ke-18 dan 19, yang mampu menginspirasi berbagai penemuan baru dalam perjalanan dan komunikasi, serta mendorong inovasi ilmiah.

“Floating Utopias menjadi navigasi sejarah budaya seni yang luas dan arsitektur dari sebuah objek tiup. Hal ini adalah dampak dari objek tiup terhadap imajinasi kolektif. Sepanjang sejarah, objek pneumatik membuka kemungkinan terhadap teknologi baru, sehingga hal tersebut menjadikannya permukaan proyeksi untuk sebuah visi yang utopis.  Objek tiup mengandung aspek transformatif dalam diri mereka: serangkaian materi yang tak berbentuk menjadi sebuah ruang yang bervolume secara instan. Kualitasnya yang ringan, mudah dibawa, dan singkat, mendorong khalayak untuk merasakan suasana yang menyenangkan dan memesona. Monumentalitas objek tiup yang instan memungkinkan kita mempertanyakan struktur kekuasaan hierarkis dengan mengingatkan kita bahwa bagaimanapun juga, semuanya bersifat temporal,” kata Artúr van Balen, Fabiola Bierhoff, dan Anna Hoetjes, kurator dari Floating Utopias Foundation.

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait